google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham WIKA | Divestasi Tahun Ini, Wijaya Karya (WIKA) Bakal Kantongi Rp700 Miliar Langsung ke konten utama

Saham WIKA | Divestasi Tahun Ini, Wijaya Karya (WIKA) Bakal Kantongi Rp700 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. memproyeksikan dapat mengantongi dana segar sekitar Rp700 miliar melalui divestasi kepemilikan perseroan di sejumlah objek pada 2019.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengungkapkan salah satu proses divestasi akan rampung dalam waktu dekat. Menurutnya, divestasi satu objek diprediksi rampung pada kuartal II/2019.

Saat ini, dia belum membeberkan detail divestasi mana yang akan selesai dan besaran dana yang diperoleh. Namun, pihaknya telah memiliki proyeksi total dana segar yang didapat dari keseluruhan rencana divestasi pada 2019.

“[Total dana dari divestasi] tahun ini kira-kira sekitar Rp700-an miliar,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (19/3/2019).

Dia mengatakan divestasi dilakukan untuk semua investasi yang bersifat jangka panjang. Salah satu objek yang masuk kategori tersebut yakni jalan tol.

“Jalan tol itu investasi jangka panjang. Lebih baik kami divestasi untuk memperbesar balance sheet capacity supaya kekuatan kami naik,” ujarnya.

Tumiyana menjelaskan bahwa divestasi merupakan salah satu strategi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan perseroan. Lewat opsi yang ditempuh, emiten berkode saham WIKA itu mengklaim akan memperbesar kapasitas balance sheet atau neraca keuangan.

Dia menuturkan ke depan belanja pemerintah di industri konstruksi tidak akan sebesar periode-periode sebelumnya. Oleh karena itu, perseroan akan menangkap peluang proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dan prakarsa atau unsolicited sehingga membutuhkan balance sheet yang kuat.

Selain divestasi, sambungnya, WIKA juga menyiapkan sejumlah strategi lain untuk memperkuat neraca keuangan. Opsi yang dimiliki seperi penerbitan perpetual bond, recurring income, rights issue, hingga penawaran umum perdana saham atau IPO anak usaha.

Dia menambahkan perseroan menjaga debt to equity (DER) di level 1,7 kali. Sementara itu,  covenant yang perseroan berada di level 2,5 kali hingga 3 kali.

Seperti diketahui, WIKA berencana membawa dua entitas anak usaha, PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019. Aksi korporasi tersebut diproyeksikan dapat terealisasi pada semester I/2019.

Manajemen WIKA sebelumnya menyebut Wijaya Karya Realty mengincar dana Rp1,5 triliun—Rp2 triliun lewat IPO. Selanjutnya, dana yang diincar oleh Wijaya Karya Industri & Konstruksi tidak akan jauh berbeda.

Selain itu, WIKA juga menyiapkan rencana aksi korporasi lainnya. Kontraktor pelat merah itu berencana mengeksekusi rights issue di level anak usaha.

Pada 2019, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru Rp61,74 triliun. Kontribusi diproyeksikan berasal dari sektor swasta sebesar 29,73%, BUMN/BUMD sebesar 29,62%, investasi yang dilakukan perseroan sebesar 24,17%, dan pemerintah sebesar 16,48%.

Dari situ, WIKA membidik penjualan Rp42,13 triliun dan laba bersih Rp3,01 triliun.

Secara terpisah, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher  Jordan menilai divestasi yang dilakukan WIKA bertujuan untuk memperkuat balance sheet perseroan. Selanjutnya, dana yang diperoleh dapat digunakan untuk berinvestasi di proyek lainya.

“Ke depan, WIKA akan membesarkan investasi di proyek-proyek,” paparnya.

Saat ini, Denies masih merekomendasikan beli untuk saham WIKA. Target harga jangka panjang berada di level Rp2.260 per lembar.

Di sisi lain, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai divestasi aset sebagai salah satu strategi yang tepat untuk memperkuat balance sheet. Hasil divestasi tersebut dapat dipakai untuk membayar utang atau belanja modal proyek berikutnya.

“Memang itu opsi yang diperlukan untuk semua perusahaan sektor konstruksi supaya arus cash flow lancar,” jelasnya.

Janson memberikan rekomendasi netral untuk saham WIKA. Target harga berada di level Rp2.100 per lembar.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham WIKA menguat 60 poin atau 3,09% ke level Rp2.000 pada penutupan perdagangan, Selasa (19/3). Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp17,94 triliun dengan price earning ratio (PER) 15,63 kali.

Sepanjang periode berjalan 2019, saham WIKA berada dalam tren positif dengan menguat 20,85%.


Sumber : BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d