google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham PTBA | BUKIT ASAM DAN PELINDO 1 JADI BUMN TERBAIK 2019 Langsung ke konten utama

Saham PTBA | BUKIT ASAM DAN PELINDO 1 JADI BUMN TERBAIK 2019


IQPlus, (29/03) - PT Bukit Asam Tbk dan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 dinobatkan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbaik tahun ini dalam ajang Anugerah BUMN 2019.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya kita membedakan antara perusahaan induk dan anak perusahaan, lalu membedakan perusahaan Tbk dan non-Tbk, maka saat ini tidak lagi membagi menjadi empat kategori tersebut," ujar Ketua Dewan Juri Anugerah BUMN 2019 Tanri Abeng di Jakarta, Kamis malam.

Tanri Abeng menyatakan bahwa tahun ini kategori pemenang dibagi atas dua kategori utama yaitu Big Corporate sebagai perusahaan dengan pendapatan di atas Rp3 triliun dan Emerging Corporate yakni perusahaan dengan revenue di bawah Rp3 triliun.

"Mengingat sesungguhnya semua perusahaan menjalankan tugas sebagai bisnis, jadi kita melihat bagaimana entitas BUMN mengoperasionalkan bisnisnya, sehingga tetap tumbuh dan berkembang. Itu yang kita nilai," tuturnya.

Pelindo I meraih penghargaan Best Overall untuk kategori Emerging Corporate tahun ini. Selain itu, Pelindo I juga menyabet dua penghargaan lainnya yakni penghargaan kategori Strategi Pertumbuhan Terbaik II dan penghargaan kategori Tata Kelola Terbaik I.

Sedangkan Bukit Asam diganjar penghargaan Best Overall untuk kategori Big Corporate, dan juga membawa pulang dua penghargaan lainnya yakni penghargaan kategori Pengembangan Talenta Terbaik II dan kategori Transformasi Organisasi Terbaik I.

Pada kategori CEO Big Corporate Terbaik, Direktur Utama Bukit Asam yakni Arviyan Arifin diganjar penghargaan kategori visioner. Selanjutnya, pemenang CEO Strategic Orientation diraih oleh Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, CEO Driving Executor diboyong oleh Faik Fahmi sang nahkoda PT Angkasa Pura I, lalu CEO Talent Development dan CEO Stakeholder Relationship masing-masing diraih oleh Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman serta Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono.

Sementara itu, CEO Emerging Corporate Terbaik kategori Visioner diraih oleh Direktur Utama PT BGR Logistics M. Kuncoro Wibowo, CEO Strategic Orientation diraih oleh Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo, CEO Driving Executor diboyong oleh Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana, lalu CEO Talent Development dan CEO Stakeholder Relationship masing-masing diraih oleh Direktur Utama Pelindo 4 Farid Padang serta Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro.(end)
Sumber : IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...