Emiten ini telah mendapatkan restu dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu (6/3) lalu. Dari agenda RUPSLB tersebut, tampaknya Panorama sedang mencari banyak pendanaan. Bukan hanya penerbitan obligasi yang menjadi agenda utama RUPSLB Panorama Sentrawisata.
Direktur Independen PT Panorama Sentrawisata Tbk, Daniel Martinus, mengatakan ada beberapa agenda yang mereka bahas, di antaranya meminta persetujuan untuk mengajukan pinjaman sejumlah dana kepada lembaga keuangan, bank dan lembaga non-keuangan. Kemudian melakukan corporate guarantee dan meminta restu untuk menerbitkan obligasi.
"Semua mata acara sudah direstui. Untuk obligasi, kami akan menerbitkan sebanyak-banyaknya Rp 400 miliar dengan jangka waktu hingga tahun 2021, baik penerbitan baru, penerbitan berkelanjutan maupun perpanjangan," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (6/3) lalu.
Selain rencana penerbitan obligasi, Daniel menjelaskan, agenda RUPSLB PANR juga untuk mengantongi restu penjaminan kekayaan perusahaan, baik berupa benda tetap maupun benda bergerak kepada lembaga keuangan perbankan dan lembaga lainnya.
Namun Manajemen Panorama tidak memerinci tujuan pencarian dana tersebut serta berapa besar target dana yang ingin mereka peroleh dari sejumlah aksi korporasi itu. Ia masih enggan buka-bukaan. "Nanti saja, tunggu keterangan resminya," kilah Daniel.
Berdasarkan catatan KONTAN, PANR menargetkan pendapatan tumbuh 15% hingga 20% pada tahun ini. Sebab itu, Panorama akan terus melanjutkan ekspansi bisnis dan mengoptimalkan keenam pilar bisnis yang digeluti Panorama Group yakni inbound, travel & leisure, media, transportasi, perhotelan dan e-commerce.
PANR harus melecut performa perusahaan agar bisa memperbaiki laporan keuangan yang masih merah. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, Panorama masih membukukan kerugian pada tahun lalu.
Per akhir kuartal III-2018, PANR mencatatkan kerugian senilai Rp 13,34 miliar, sementara di periode yang sama tahun 2017 mencatatkan laba sebesar Rp 27,95 miliar.
Meski begitu, tercatat pendapatan bersih pada kuartal III-2018 tumbuh 18,49% menjadi Rp 1,73 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,46 triliun. Adapun kinerja jelek bottom line disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah kurs rupiah terhadap dollar AS.
Di sisi lain, kunjungan wisatawan menurun karena beberapa destinasi wisata di Tanah Air terimbas bencana alam. Meski demikian, PANR optimistis kinerja di kuartal akhir 2018 akan positif.
Sumber : KONTAN
Komentar
Posting Komentar