Direktur Utama MGRO Usli Sarsi mengungkapkan, kapasitas tangki timbun saat ini masih 78.000 ton. Saat ini, perseroan tengah melakukan proses penambahan tangki timbun sebanyak 20.000 ton, dengan belanja modal senilai Rp20 miliar.
"Tangki timbun saat ini sudah penuh, karena sebagian kami sewakan," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (19/3/2019).
Dia mengungkapkan, lemahnya harga CPO menjadikan perusahaan kebun ragu untuk ekspansi. Menurutnya, sentimen negatif yang belakangan ini muncul pemicu keraguan dalam ekspansi, sehingga tangki timbun perseroan kini penuh.
Alasan lain yang menyebabkan penuhnya tangki timbun perseroan adalah harga CPO yang belum membaik. Kendati begitu, katanya, prospek CPO bakal membaik untuk jangka panjang.
Belum lama ini, harga CPO sempat menembus 2.200 ringgit per ton dan kembali turun hampir menuju level 2.000 ringgit per ton. Dalam Bursa Malaysia, harga CPO pada penutupan perdagangan Selasa (19/3/2018) naik 24 poin menuju level 2.129 poin.
Di sisi lain, Usli menilai, sentimen-sentimen negatif dari Uni Eropa memang cukup berpengaruh terhadap ekspor produk CPO dan turunannya. Namun dengan adanya campur tangan dari pemerintah, harapnya, masalah ini bisa diselesaikan.
Bercermin dari hal sentimen negatif yang sering dilontarkan Uni Eropa, Usli menilai, pemerintah perlu melakukan kerja sama yang baik antarnegara penghasil CPO di tingkat regional guna melawan sentimen-sentimen tersebut di tingkat internasional.
Usli menambahkan, perseroan membatalkan rencana ekspansi ke biodiesel pada tahun ini. Sebab, MGRO tengah fokus menyiapkan pembangunan pabrik refinery dan Kernel Crushing Plant (KCP) guna memasuki industri penghiliran yang sedang gencar digalakkan oleh pemerintah.
Sekretaris Perusahaan Mahkota Group Elvi menambahkan, MGRO tengah membuat kajian yang mendalam dari berbagai sisi terkait dengan keberagaman produk yang bisa dihasilkan dalam industri penghiliran.
Sumber : BISNIS
Komentar
Posting Komentar