ASII: Earnings in-line, optimistic on margin recovery
ASII mencatatkan laba sebesar Rp21,7 triliun di 2018, +14,9% YoY, in-line dengan estimasi (PANS: 110,5%; Cons: 98%). Laba divisi otomotif tercatat lemah sebesar Rp1,5 triliun di 4Q18 (-46,2% QoQ; -34,3% YoY) disebabkan oleh munculnya one-off expense. Kami mengestimasikan penjualan 4W masih mendatar di 2019 sebesar 1,1 juta unit, disebabkan kenaikan suku bunga kredit. Namun untuk ASII, kami melihat marjin akan membaik didorong oleh: (1) berkurangnya tekanan kompetisi Mitsubishi (2) menurunnya level diskon 4W serta (3) penurunan tingkat inventori. Kinerja jasa keuangan positif, sebesar Rp1,4 triliun di 4Q18 (+4% QoQ; +69,5% YoY) didorong oleh peningkatan performa Bank Permata. Sementara, untuk divisi alat berat, laba tercatat Rp1,2 triliun di 4Q18 (-44% QoQ; +12,4% YoY) disebabkan stabilnya harga batubara, yang mendorong kenaikan penjualan Komatsu serta penjualan batubara. Divisi agribisnis, mencatat penurunan laba ke Rp250 miliar (-7,7% QoQ; -44,1% YoY) disebabkan penurunan harga CPO di 4Q18, namun kami melihat perbaikan harga CPO didorong: (1) peningkatan permintaan B20 (2) penurunan produksi kedepannya usia tanaman yang tua dan regulasi morotarium penambahan lahan serta (3) melebarnya spread antara soybean meal – CPO. Kami masih mekomendasikan BUY dengan TP: Rp9.800, didorong: (1) perbaikan marjin otomotif, serta (2) normalisasi biaya.
Laba bersih in-line dengan estimasi. ASII mencatatkan pendapatan sebesar Rp64,3 triliun di 4Q18, +3,2% QoQ, +15,2% YoY, sehingga pendapatan di 2018 sebesar Rp239 triliun, +16,1% YoY, diatas estimasi (PANS: 107,8%; Cons: 105,1%). Sementara laba tercatat mengalami penurunan di 4Q18, sebesar Rp4,6 triliun, -31,2% QoQ, +-1,9% YoY, sehingga laba tercatat sebesar Rp21,7 triliun di 2018, +14,9% YoY, in-line dengan estimasi (PANS: 110,5%; Cons: 98%).
Otomotif: marjin melemah disebabkan oleh one-off expense. Laba divisi otomotif tercatat lemah di 4Q18, sebesar Rp1,5 triliun (-46,2% QoQ; -34,3% YoY) disebabkan oleh munculnya one-off expense seperti: (1) pemindahan pelatihan (politeknik) ke Karawang (Rp 400 miliar) serta (2) pembersihan inventori untuk model Avanza-Xenia lama. Performa divisi otomotif juga diperparah oleh turunnya pangsa pasar 4W ke 51% di 2018 (2017: 54%) namun kami melihat tekanan pangsa pasar kedepannya akan berkurang, didorong kontribusi yang kuat dari Rush & Terios serta positifnya respon Avanza-Xenia facelift. Patut diketahui bahwa penjualan 4W di Januari masih lemah, hanya sebesar 81,2k unit, -15,4% YoY,sehingga kami mengestimasikan penjualan 4W masih akan mendatar di 2019 sebesar 1,1 juta unit, disebabkan kenaikan suku bunga. Namun untuk ASII, kami melihat marjin membaik, karena: (1) berkurangnya tekanan kompetisi Mitsubishi, karena minimnya model baru (2) menurunnya level diskon serta (3) penurunan tingkat inventori.
Jasa Keuangan: membaiknya performa Bank Permata. Kinerja divisi jasa keuangan tercatat positif, sebesar Rp1,4 triliun di 4Q18 (+4% QoQ; +69,5% YoY) didorong oleh peningkatan performa Bank Permata, dengan laba sebesar Rp407 miliar, (+98,3% QoQ; +894% YoY) serta kualitas asset yang membaik dengan NPL turun ke 4,4% di 2018 (2017: 4,6%).
Alat berat & pertambangan: didorong kenaikan harga batu-bara. Laba tercatat sebesar Rp1,2 triliun di 4Q18 (-44% QoQ; +12,4% YoY) disebabkan stabilnya harga batubara di 2018, yang mendorong kenaikan penjualan Komatsu, terjual 4.878 unit, +74% YoY, dengan pangsa pasar naik ke 36% (2017: 35%) serta penjualan batu bara yang naik ke 7mn ton di 2018, +11% YoY. Kedepannya, Martabe akan memberikan kontribusi positif, didorong tren kenaikan harga emas.
Agribisnis: perbaikan harga CPO akan mendukung performa kedepannya. Divisi agribisnis, mencatat laba Rp250 miliar (-7,7% QoQ; -44,1% YoY) disebabkan oleh penurunan harga CPO, -6,4% QoQ di 4Q18, namun kami melihat perbaikan harga CPO kedepannya, didorong oleh: (1) peningkatan permintaan khususnya dari B20 (2) penurunan produksi kedepannya karena usia yang semakin tua serta regulasi morotarium penambahan lahan serta (3) melebarnya spread antara soybean meal – CPO sebagai produk subsitusi.
Infra & properti: Fokus investasi jangka panjang. Untuk infra, laba tercatat positif Rp84 miliar di 4Q18 (4Q17: -165 miliar) didorong oleh performa positif dari peningkatan laba di tol Tangerang – Merak. Sementara untuk properti, laba tercatat melemah, sebesar Rp94 miliar di 4Q18 (-25,4% YoY) karena penurunan pengakuan laba di proyek Anandamaya.
Rekomendasi BUY dengan TP: Rp9.800. Secara ytd, performa saham ASII turun -10,6% (IHSG: +4,3%) karena: (1) rilis data yang lemah di segmen otomotif serta (2) tekanan segmen agribisnis. Namun kami melihat tren ini akan membaik, karena: (1) perbaikan marjin 4W, yang diperkuat pernyataan manajemen untuk menjaga profitabilitas, serta (2) normalisasi biaya. Kerjasama yang dilakukan ASII dan Gojek, dengan investasi USD250 juta (Rp3,8 triliun) juga akan meningkatkan sinergi bisnis otomotif untuk jangka panjang. Selain itu, penurunan belanja modal ke Rp15-20 triliun di 2019 (2018: Rp40 triliun) akan membantu kuatnya neraca serta membaiknya arus kas.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar