google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham WSBP | Ini Tren Kontrak Baru dan Order Book Waskita Beton (WSBP) dari 2014—2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham WSBP | Ini Tren Kontrak Baru dan Order Book Waskita Beton (WSBP) dari 2014—2018

Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Beton Precast Tbk. mengantongi kontrak baru Rp6,66 triliun dan order book atau kontrak dikelola Rp17,34 triliun pada 2018.

Berdasarkan data yang dilaporkan di harian Bisnis Indonesia, edisi Selasa (27/2/2019), realisasi kontrak baru perseroan tergerus 39,59% secara tahunan pada 2018. Nilai yang dikantongi turun dari Rp11,03 triliun pada 2017 menjadi Rp6,66 triliun tahun lalu.

Pada 2017, kontrak baru yang dikantongi emiten berkode saham WSBP itu juga mengalami penurunan 9,77% secara tahunan. Tercatat, nilai yang dikantongi turun dari Rp12,22 triliun pada 2016 menjadi Rp11,03 triliun per akhir Desember 2017.

Kontrak baru yang didapatkan WSBP sempat melonjak tajam 360,53% secara tahunan pada 2016. Pasalnya, realisasi naik dari Rp2,65 triliun pada 2015 menjadi Rp12,22 triliun.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dari tahun sebelumnya dengan penurunan 33,77% secara tahunan pada 2015. Jumlah yang dikantongi WSBP turun dari Rp4,00 triliun per akhir 2014 menjadi Rp2,65 triliun pada 2015.

Sementara itu, kontrak dikelola WSBP tercatat terus mengalami pertumbuhan secara tahunan pada rentang 2014—2017. Besaran kenaikan setiap tahunnya yakni 33,19% pada 2015, 156,36% pada 2016, dan 40,91% pada 2017.

Akan tetapi, total kontrak dikelola atau order book tercatat turun 18,21% secara tahunan pada 2018. Jumlah order book turun dari Rp21,20 triliun menjadi Rp17,34 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, WSBP menargetkan pertumbuhan kontrak baru 56% dari Rp6,67 triliun pada 2018 menjadi Rp10,39 triliun pada 2019. Pada Januari 2019, perseroan mengantongi kontrak baru sekitar Rp725 miliar.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...