Selain Baraki dan El Harrach, WIKA juga dipercaya untuk membangun 1.250 unit logement di Ain Defla dan 1.250 unit logement di Khemis Miliana.
Haedar, sebagai duta bangsa sekaligus punggawa SHE di Proyek Unit Logement di Baraki dan El Harrach menceritakan bahwa setiap hari bersama rekan-rekannya memulai pekerjaan dengan safety morning talk.
Pada sesi ini, para duta bangsa bergabung dengan pekerja lokal. Mereka bersama-sama mendengarkan arahan tentang pekerjaan dan risiko-risiko yang dihadapi di lokasi.
Bekerja di Aljazair memang memberikan tantangan tersendiri bagi para duta bangsa. Menurut Haedar, di negara dengan 4 musim ini, suhunya berbeda dengan Indonesia.
Ia bilang saat ini saja, suhunya bisa mencapai 7 hingga minus 1 derajat celcius. Pada saat musim panas tiba, suhunya bisa mencapai 45 derajat.
"Kadang juga turun hujan es. Kondisi-kondisi seperti ini kemudian membuat kami dengan sementara menghentikan pekerjaan di luar dan fokus untuk mengerjakan di bagian dalam. Kami harus mampu untuk menyesuaikan dengan segala kondisi dan memastikan bahwa semua pekerjaan berjalan sesuai target,” ungkap Haedar dalam siaran pers, Rabu (13/2).
Hermansyah Nasution selaku Country Manager WIKA untuk Aljazair menambahkan bahwa cuaca yang dingin menyebabkan pengeringan beton menjadi lebih lama.
Solusinya, Hermansyah bersama rekan-rekannya memutuskan untuk menggunakan heater dengan cara meletakan tungku pemanas LPG dengan suhu 70 - 80 derajat celcius yang disebar secara merata sehingga dapat mempertahankan suhu yang cukup tinggi bagi beton di cuaca yang dingin.
Pembangunan logement di Aljazair memang sedang dikebut oleh WIKA. Saat ini, tim yang dikomandani oleh Herman ini mampu membangun satu lantai dalam satu hari dengan menggunakan tunnel formwork pada proyek yang dimiliki oleh Agence Nationale de l'Amélioration et du Développement du Logement (AADL) atau dikenal dengan Kementerian Perumahan Rakyat Aljazair.
Herman bilang, berbagai langkah tersebut terbukti berpengaruh pada progress pembangunan yang terbilang signifikan.
Herman pun menjelaskan bahwa hingga akhir Desember 2018, progress pembangunan 1.000 unit lodgement di Ain Defla dan 1.250 unit logement di Khemis Miliana secara bersamaan telah mencapai 53,25% dengan target selesai pada awal 2020.
"Sementara itu, pembangunan 1.700 unit logement di Baraki dan El Harrach juga telah mencapai 54,54% dengan target selesai pada September 2019," ujarnya.
Herman juga bilang, pekerjaan WIKA tersebut mendapatkan pengakuan dari AADL dan Pemerintah Provinsi Ain Defla. Pada kunjungannya ke proyek WIKA, Aziz Benyoucef selaku Gubernur Provinsi Ain Defla mengutarakan pujiannya terhadap kualitas dan hasil pekerjaan WIKA karena terbukti memiliki kualitas dan standar keselamatan yang tinggi.
Direktur General AADL Said Rouba juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan proyek WIKA sebagai proyek percontohan bagi proyek serupa yang sedang dibangun.
Puspita Anggraeni, Sekretaris Perusahaan WIKA mengungkapkan bahwa pengakuan tersebut tidak terlepas dari tercapainya 500 ribu unit jam kerja selamat (zero accident) pada proyek 1.000 unit logement di Ain Defla.
"Dan juga 1 juta jam kerja selamat di proyek pembangunan 1.700 unit logement di Baraki dan El Harrach," tambahnya.
Puspita bilang, keberhasilan yang diraih oleh WIKA di Aljazair semakin berlanjut. WIKA berhasil masuk dan menempati posisi awal perusahaan kontraktor yang unggul dalam penerapan SHE di Aljazair.
"Penilaian ini dilakukan pada sekitar 60 kontraktor di Aljazair yang kemudian membuahkan 20 perusahaan yang masuk shortlist," imbuhnya.
Bagi Herman, ini merupakan bukti komitmen WIKA dalam menjawab kepercayaan pemerintah Aljazair di pasar konstruksi yang telah diisi juga dengan kontraktor dari China dan Turki.
Dalam beberapa tahun mendatang, Pemerintah akan secara masif melaksanakan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakatnya. "Ini menjadi peluang besar bagi WIKA untuk semakin mengembangkan bisnis di negara tersebut," paparnya.
Komentar
Posting Komentar