Bisnis.com, JAKARTA - Emiten barang-barang konsumsi, PT Unilever Indonesia Tbk. mampu mempertahankan pertumbuhan positif melalui kenaikan penjualan bersih 1,5% dan laba bersih melesat 30,1% pada 2018.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI pada Jumat (1/2/2019), emiten dengan kode saham UNVR itu, berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp41,8 triliun atau meningkat 1,5%, serta laba bersih mencapai Rp9,1 triliun atau meningkat hingga 30,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III/2018, UNVR melakukan aksi korporasi dengan melakukan penjualan aset kategori Spreads. Dari aksi korporasi ini, UNVR membukukan keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp2,1 triliun.
Tanpa memasukkan penjualan dari kategori Spreads, penjualan perseroan tumbuh 2,4% pada 2018, didukung membaiknya kinerja perseroan pada semester II/2018 yang mencatat laju pertumbuhan penjualan sebesar 5,1%.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menjelaskan, pertumbuhan positif didorong upaya transformasi secara berkesinambungan melalui inovasi yang diluncurkan dan digitalisasi pada aspek operasional bisnis.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menjelaskan, pertumbuhan positif didorong upaya transformasi secara berkesinambungan melalui inovasi yang diluncurkan dan digitalisasi pada aspek operasional bisnis.
Terkait inovasi, UNVR masuk ke kategori bisnis baru melalui peluncuran saus sambal Jawara. Perseroan juga meluncurkan brand baru pada kategori skin cleansing yakni sabun Korea glow. Selain itu, perseroan meluncurkan produk dalam format baru seperti Pond's Facial Masks, Pond's BB Powder, dan Pond's Micellar Water.
Terkait operasional bisnis, perseroan melakukan digitalisasi pada sistem distribusi. Upaya ini mampu meningkatkan tingkat layanan dan optimalisasi biaya. UNVR menggunakan analisa big data sehingga mampu membuat konten komunikasi yang efektif dan melakukan pemasaran yang tepat sasaran.
"Berbagai upaya transformasi yang dilakukan perseroan secara berkesinambungan, membuat kami mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu kami berhasil mempertahankan pertumbuhan positif di tahun lalu," katanya.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai penjualan aset spreads sebesar Rp2,8 triliun membuat laba bersih UNVR naik 30,05%. Tanpa itu, laba bersihnya relatif flat secara year on year.
Pada 2019, UNVR masih memiliki prospek positif seiring dengan program pemerintah yang meningkatkan belanja sosial menjadi Rp38 triliun. Hal ini menjadi sentimen positif bagi emiten barang-barang konsumsi.
"Jadi rekomendasi hold dengan target harga Rp49.500," imbuhnya pada Jumat (1/2/2019).
Sepanjang perdagangan Jumat (1/2/2019), saham UNVR ditutup stagnan pada level Rp50.000 per saham, setelah bergerak di rentang Rp49.825 - Rp50.000 per saham. Harga ini terbentuk dari 3.470 kali transaksi dengan nilai Rp91,06 miliar. Saham UNVR berada di posisi PER 41,88 kali dengan kapitalisasi pasar Rp381,50 triliun.
Komentar
Posting Komentar