Jika mengacu pada perkiraan tersebut, maka penjualan tahun lalu diperkirakan mencapai Rp3,54 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan, perseroan dapat memenuhi target penjualan sepanjang tahun lalu. Emiten dengan kode saham KINO itu memberikan petunjuk bahwa penjualan tumbuh sekitar 12% secara year on year.
"[Penjualan 2018] memenuhi target, berarti bisa di atas 12%," katanya pada Jumat (22/2/2019).
Dia menjelaskan, penjualan perseroan pada 2018 tumbuh positif di tengah persaingan ketat karena perseroan lebih agresif dalam pemasaran dan penjualan. KINO membelanjakan lebih dari 20% dari penjualan untuk iklan dan romosi.
Hal ini karena segmen produk KINO relatif baru dan memiliki potensi tumbuh yang besar, jika dibandingkan dengan segmen yang lebih mature seperti shampoo dan sabun.
"Kami memberikan guidance 2018 [penjualan] tumbuh sekitar 12% dari 2017. Sekitar 5%-6% berasal dari penjualan ekspor, yang naik di atas 30% secara yoy karena dampak dari penguatan dolar AS," katanya.
Pada perdagangan Jumat (22/2/2019), harga saham KINO ditutup naik 100 poin atau menguat 3,70% ke level Rp2.800 per saham. Dalam tiga bulan terakhir, saham KINO menguat 14,29%
Komentar
Posting Komentar