Mohamad Agus Setiawan, Corporate Secretary Jasa Marga menjelaskan bahwa saat ini belum ada desain definitif untuk jalan tol Akses Patimban yang diprakarasai oleh perseroan. Pasalnya, terdapat perubahan trase dari skema awal yang diusulkan.
“Perubahan trase saat ini masih dikaji bersama oleh Jasa Marga dan Surya Semester Internusa,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (21/2/2019).
Agus menjelaskan bahwa terdapat sejumlah tahapan yang harus dilalui sebelum ruas jalan tol insiatif tersebut ditenderkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) atau pemerintah. Awalnya, inisiator menyampaikan usulan ruas jalan tol inisiatif ke pemerintah.
Apabila hasil evaluasi memenuhi kriteria dan syarat sebagai jalan tol, sambungnya, barulah dilakukan tender oleh BPJT. Selanjutnya, inisiator dan perusahaan lain yang minat ikut tender menyusun konsorsium sebagai peserta tender investasi dengan inisiator mendapatk hak right to match.
Sesuai ketentuan tender, nantinya konsorsium pemenang tender akan membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau perusahaan khusus. Tujuannya, untuk mengusahakan ruas jalan tol yang ditenderkan.
“Bila jadi pemenang secara ketentuan harus dibentuk joint venture [JV] yang akan mengusahakan tol dan karena usahanya di bidang jalan tol maja JV dimaksud disebut BUJT,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jasa Marga membentuk konsorsium untuk menjadi pemrakarsa jalan tol Akses Patimban. Komposisi dalam grup tersebut yakni Jasa Marga (55%), Surya Semester Internusa (25%), PT Daya Mulia Turangga (10%), dan PT Jasa Sarana (10%). Adapun, nilai investasi untuk proyek tersebut diperkirakan senilai Rp6,1 triliun.
Agus menambahkan proses kajian trase baru jalan tol Akses Patimban ditargetkan rampung dalam 3 bulan ke depan. Artinya, pengkajian yang dilakukan bersama konsorsium diharapkan rampung pada semester I/2019.
Komentar
Posting Komentar