google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham FREN | FREN Pimpin Sektor Telko, Market Cap Kalahkan EXCL dan ISAT Langsung ke konten utama

Berita Saham FREN | FREN Pimpin Sektor Telko, Market Cap Kalahkan EXCL dan ISAT

Bareksa.com – Perlahan tapi pasti, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) merangkak naik dan memberi return positif bagi para investornya. Terlebih, saham telekomunikasi milik Grup Sinarmas ini merupakan anggota klub gocap hingga 11 April 2018.

Sepanjang 2018 lalu, saham FREN bangun dari tidurnya setelah cukup lama mendekam di level terendah Rp50. Menutup tahun 2018, posisi FREN berada pada level Rp78 yang artinya naik 56 persen. Bahkan, saham FREN sempat menyentuh level tertingginya Rp163 pada 31 Juli 2018.

Mengawali tahun 2019, tren pergerakkan saham FREN terus menanjak. Membuka perdagangan awal tahun pada level Rp80, kini (per 4 Februari 2019), FREN telah menyentuh angka Rp141 atau naik 80,77 persen dari posisi akhir tahun 2018.

Menutup bulan pertama tahun ini, FREN bahkan sempat menutup perdagangan pada level Rp147. Penguatannya pun kembali berlanjut pada hari ini (Rabu, 6 Februari 2019).

Menutup sesi I hari ini, FREN menguat 16,31 persen ke level Rp164 yang artinya menjadi level tertinggi sejak 31 Juli 2018. Dalam setengah hari, transaksi saham FREN mencapai 2,66 juta lot dengan frekuensi 6.392 kali bernilai Rp41,48 miliar.

Penguatan saham FREN dalam setahun terakhir ini membuat nilai kapitalisasi pasarnya (market cap)  juga ikut naik. Catatan Bareksa, market cap FREN mencapai Rp28,06 triliun. Meski begitu, FREN ditransaksian dengan price to earning ratio (PER) minus 4,43 kali dengan price to book value (PBV) 1,92 kali.

FREN Vs Raksasa Telko

Melihat pergerakkan saham FREN belakangan ini, tidak ada salahnya jika membandingkan dengan performa saham-saham telko besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Pada kenyataanya, return saham FREN terbilang tinggi dan jauh meninggalkan return yang diberikan EXCL dan TLKM. Hingga 4 Januari 2019, return FREN mencapai 80,77 persen sementara EXCL 7,07 persen dan TLKM hanya 0,8 persen.


Bahkan FREN masuk dalam deretan pemimpin (leader) penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). FREN berada di posisi ke tujuh atau satu peringkat di bawah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan satu peringkat di atas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Di antara empat saham itu, ISAT memang memberi return lebih besar atau mencapai 83,98 persen. Meski begitu, FREN tetap unggul dari sisi kontribusi kepada IHSG. Pasalnya, ISAT berada di peringkat 10 atau berada tiga peringkat di bawah FREN.

Selain itu, FREN juga unggul dari sisi market cap. Dengan posisi saat ini Rp28,06 triliun, maka FREN meninggalkan market cap ISAT yang bernilai Rp17 triliun dan EXCL Rp23,41 triliun.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...