Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan pendapatan dengan nilai fantastis di tahun ini. Untuk penjualan batu bara senilai US$ 5,8 miliar atau setara Rp 81,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Naik tipis dari perkiraan pendapatan di akhir tahun lalu yang senilai US$ 5,3 miliar.
Direktur Utama Bumi Resources Saptari Hoedjaja mengatakan total pendapatan tersebut dengan menggunakan asumsi harga jual batu bara di level US$ 57 per ton dan target penjualan sebanyak 96 juta ton di tahun ini.
"Jadi tahun ini gabungan produksi (Kaltim Prima Coal dan Arutmin) 94 juta ton, investory 6,3 juta ton di akhir 2018. On average harusnya investory 4 juta ton, jadi 2 juta ton ditambah produksi 94 juta ton untuk penjualan," kata Saptari di kawasan, Selasa (12/2).
Perusahaan meningkatkan produksi batu bara sebanyak 16,04% menjadi 94 juta ton, naik dari total produksi tahu lalu yang sebanyak 81 juta ton. Peningkatan ini sejalan dengan target produksi pada 2020 nanti yang sebanyak 100 juta ton. PT Kaltim Prima Coal (KPC) tahun ini akan memproduksi sebanyak 61,9 juta ton dan PT Arutmin Indonesia akan memproduksi sebanyak 32 juta ton.
Peningkatan produksi ini didorong dengan prediksi penjualan batu bara asal Australia yang tahun ini diprediksi tak sebesar tahun lalu. Sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk mencaplok pasar dari negara tetangga.
Sementara itu, 75% penjualan perusahaan masih dipasarkan ke negara lain seperti China, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, India dan Filipina. Perusahaan juga tengah melirik pasar baru ke Vietnam, Bangladesh dan Pakistan untuk pasar ekspor.
Tahun ini kebutuhan batu bara China sebanyak 199,5 juta ton berdasarkan Seaborne Thermal Coal Demand, jumlah ini tak naik dari permintaan di tahun lalu. Permintaan selanjutnya datang dari India sebanyak 170,8 juta ton, Jepang 126 juta ton, lalu Korea Selatan 109 juta ton.
Suplai batu bara tertinggi tahun ini masih berasal dari dalam negeri yang jumlahnya diperkirakan mencapai 431,5 juta ton. Sedangkan suplai dari Australia hanya sebanyak 206,6 juta ton dan Rusia sebanyak 142 juta ton.
Komentar
Posting Komentar