google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham ACST | Laba bersih Acset Indonusa (ACST) tahun 2018 turun signifikan Langsung ke konten utama

Berita Saham ACST | Laba bersih Acset Indonusa (ACST) tahun 2018 turun signifikan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi yang tergabung dalam Group Astra PT Acset Indonusa Tbk (ACST) pada tahun 2018 berhasil membukukan pendapatan senilai Rp3,72 triliun atau naik 23,33% dibandingkan tahun 2017 yang hanya tercatat sebesar Rp 3,02 triliun.

Kontribusi terbesar pendapatan tersebut hadir dari proyek pembangunan infrastruktur sebesar 76%, konstruksi 17%, dan kemudian diikuti oleh sektor fondasi 5%, dan sisanya sebesar 2% dari proyek lainnya.

Tetapi pertumbuhan pendapatan Acset Indonusa tidak sejalan dengan laba bersih yang berhasil diraih. Tercatat laba bersih tahun 2018 Acset Indonusa anjlok 88,13% menjadi Rp 18,3 miliar dari sebelumnya di tahun 2017 sebesar Rp 154,2 miliar. Hal itu tentunya ikut menurunkan laba per saham di tahun 2018 menjadi Rp 26 per saham dari sebelumnya di tahun 2017 Rp 220 per saham.

"Penurunan laba bersih perseroan dikarenakan beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat pada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan," kata Corporate Communication ACST, Maria Cecilia Hapsari dalam siaran persnya, Rabu (27/2).

Lebih lanjut Maria menuturkan jika perolehan kontrak baru di 2018 adalah sebesar Rp1,6 triliun. Sepanjang tahun 2018, ACSET berperilaku selektif dalam partisipasinya di proses tender proyek.

Hal ini dilandasi dengan adanya prinsip Know Your Counterparts (KYC) yang diterapkan secara militan dalam setiap kerangka kerja Perusahaan. "Selain itu, ada beberapa tender yang mengalami penundaan hingga ke tahun 2019, sehingga berdampak pada perolehan kontrak baru yang belum optimal," tuturnya.

Ia mengungkapkan bila beberapa proyek yang berhasil Acset Indonusa dapatkan di tahun 2018 antara lain Mixed-Used Development Kebon Sirih yang dikerjakan dalam skema Joint Operation bersama dengan Woh Hup (Private Limited), soil improvement di Pelabuhan Patimban, Subang dan Penambahan Ruas Tol Balaraja Barat-Cikande Paket 1 dan 2.

Hingga kini, Acset Indonusa diketahui masih mengerjakan sejumlah proyek dengan total kontrak senilai Rp 7,1 triliun, yang mana terdiri dari carry over order tahun 2017 dan kontrak baru tahun 2018. Untuk tahun 2019, Acset Indonusa telah menetapkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15 triliun.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d