KLBF: Changing direction to support growth
KLBF memberikan indikasi revenue growth sepanjang tahun 2018 mencapai 4,5% YoY (Rp21,1 triliun) atau sedikit dibawah target manajemen sebesar 5-7%, hasil ini tercatat in-line (PANS: 98,8%; Cons: 99,5%). Memasuki tahun 2019, ditargetkan revenue growth dapat mencapai 6-8% ditopang pertumbuhan divisi nutrisi dan distribusi & logistik yang kami perkirakan masing-masing bertumbuh 8,1% YoY dan 7,4% YoY seiring dengan fokus pengembangan produk susu cair dan penambahan mitra baru untuk meningkatkan kontribusi 3rd party principal yang saat ini masih di kisaran 14%. Kami memperkirakan KLBF akan mampu mempertahankan marjin keuntungan seiring dengan inovasi produk biosimilar, pengembangan produk susu cair pada segmen nutrisi, dan meningkatnya kontribusi 3rd party principal di segmen distribusi & logistik. Dengan demikian, kami masih merekomendasikan HOLD untuk KLBF namun menaikan target harga ke Rp1.600 (sebelumnya Rp1.360) dan implied PE di 28,9x di 2019 atau setara dengan -0,85x std dev PE 5 tahun terakhir, didorong oleh stabilnya marjin serta meredanya volatilitas nilai tukar. Saat ini KLBF diperdagangkan di PE di 28,0x di 2019.
Kontribusi obat unbranded generics terus meningkat. Sejalan dengan meningkatnya coverage dari program JKN yang telah mencapai 82% di Feb’19, kontribusi unbranded generics pada bisnis farmasi KLBF juga terus meningkat. Di 9M18, kontribusi obat unbranded generics telah mencapai 19% dari total penjualan obat. Dengan demikian, kami memperkirakan sepanjang tahun 2018, penjualan obat unbranded generics akan mencapai Rp917 miliar (+15,1% YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan divisi farmasi yang diperkirakan manajemen mencapai Rp4,8 triliun (+2,8% YoY) di 2018. Kedepannya manajemen tidak hanya akan meningkatkan penetrasi di unbranded generics, tetapi juga berfokus mengembangkan produk spesialisasi seperti obat oncology untuk kanker dan biosimilar. Sebagai informasi, saat ini KLBF sedang menjalani proses lisensi BPOM untuk produk biosimilar yang diperkirakan akan komersial pada 1Q19.
Divisi nutrisi dan distribusi & logistik menjadi driver pertumbuhan. Memasuki tahun 2019, KLBF memperkirakan revenue growth akan mencapai kisaran 6-8% ditopang oleh pendapatan divisi nutrisi dan distribusi & logistik. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan pendapatan divisi nutrisi dan distribusi & logistik masing-masing akan bertumbuh 8,1% YoY (Rp6,8 triliun) dan 7,4% YoY (Rp6,9 triliun) di 2019. Sedangkan untuk divisi consumer health, manajemen memperkirakan pertumbuhan akan lebih lambat di kisaran 4%-6% seiring dengan sub-segmen minuman energi dengan brand Extra Joss yang penjualannya mulai menurun. Kedepannya untuk bisnis nutrisi, KLBF akan fokus untuk pengembangan produk susu cair dengan brand Chill-go, dan untuk segmen logistik, KLBF menargetkan peningkatan kontribusi 3rd party principal mencapai 30% dalam waktu 3-5 tahun kedepan.
Natural hedging dengan meningkatkan kas dalam USD. Sebagai informasi, lebih dari 90% bahan baku KLBF masih impor dari China dan India dengan porsi impor masing-masing negara sekitar 50% dari total impor KLBF, patut diketahui bahwa bahan baku berkontribusi ~70% terhadap COGS. Sejalan dengan hal ini, KLBF berencana untuk meningkatkan kas dalam USD untuk memitigasi risiko fluktuasi nilai tukar. Hal ini terlihat dari meningkatnya kepemilikan kas dalam USD yang mencapai ~28% di 9M18 dibanding FY17 yang hanya sebesar ~18%. Kami menilai strategi ini sudah cukup tepat seiring dengan fluktuasi nilai tukar yang diperkirakan lebih minim dibanding tahun 2018. Kami memperkirakan KLBF akan mempertahankan kas USD dengan porsi di kisaran 25%-30% terhadap total kas dan setara kas.
Cash flow solid menjadi penopang ekspansi. Kami memperkirakan sepanjang tahun 2018 KLBF mampu menghasilkan kas operasional dan free cash flow masing-masing sebesar Rp2,37 triliun (+12,2% YoY) dan Rp948 miliar (+20,3% YoY). Di tahun 2019, kami memperkirakan arus kas operasional dan free cash flow akan bertumbuh sebesar 18,1% YoY dan 9,9% YoY secara berturut-turut, sehingga KLBF akan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspansi. Sebagai informasi, manajemen menganggarkan capex tahun ini berkisar antara Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik, memperluas jaringan distribusi, dan pengembangan produk spesialisasi biologis (produk biosimilar). Untuk sumber dana capex seluruhnya akan menggunakan kas internal.
Merekomendasikan HOLD, menaikan target harga ke Rp1.600. Kami memperkirakan KLBF akan mampu mempertahankan marjin keuntungan seiring inovasi produk biosimilar, pengembangan susu cair di segmen nutrisi, dan meningkatnya kontribusi 3rd party principal di segmen distribusi & logistik. Dengan demikian, kami masih merekomendasikan HOLD untuk KLBF namun menaikan target harga ke Rp1.600 (sebelumnya Rp1.360) dan implied PE di 28,9x di 2019 atau setara dengan -0,85x std dev PE 5 tahun terakhir, didorong oleh stabilnya marjin serta meredanya volatilitas nilai tukar. Saat ini KLBF diperdagangkan di PE di 28,0x di 2019.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar