google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham AALI | 12 Februari 2019 Langsung ke konten utama

Analisa Saham AALI | 12 Februari 2019

AALI: Margin pressure still remains

AALI mencatatkan volume penjualan CPO sebesar 159 ribu ton (+52,3% YoY; -22,7% MoM) di bulan Des’18. Dengan demikian volume penjualan 2018 tercatat sebesar 1,63 juta ton (+29,6% YoY). Hal ini menjadi katalis positif ditengah tren penurunan harga jual. Kenaikan volume penjualan juga didukung oleh kenaikan volume produksi FFB dan CPO yang tercatat sebesar 435 ribu ton (+12,8% YoY; -12,1% MoM) dan 146 ribu ton (+12,1% YoY; -16,4% MoM) di Des’18. AALI akan berfokus untuk melakukan replanting kedepannya seiring dengan profil umur tanaman yang mayoritasnya telah lebih dari 20 tahun. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan capex di tahun 2019 akan berada di kisaran Rp1,7 triliun sampai dengan Rp1,8 triliun. Memasuki tahun 2019, kami memperkirakan volume penjualan dan produksi CPO akan bertumbuh lebih lambat di kisaran 5%-6% dan perbaikan harga jual ditengah melambatnya pertumbuhan produksi akan menjadi katalis positif bagi AALI. Namun demikian, tekanan marjin masih akan berlanjut seiring dengan meningkatnya pembelian FFB eksternal dan aktivitas trading CPO di 2019. Dengan demikian kami merekomendasikan HOLD untuk AALI dengan menaikkan TP ke Rp14,725 (sebelumnya Rp12,400) atau setara dengan implied PE 16,82x di 2019. Saat ini AALI diperdagangkan pada PE 15,7x atau setara dengan -0,4x std.dev PE 5 tahun terakhir dan 5,9% premium dibandingkan dengan LSIP.

Volume penjualan meningkat tinggi. AALI mencatatkan volume penjualan CPO di bulan Des’18 sebesar 159 ribu ton (+52,3% YoY; -22,7% MoM) meningkat signifikan dibanding pencapaian di Des’17 sebesar 104 ribu ton. Sejalan dengan hal ini, volume penjualan di 2018 tercatat sebesar 1,63 juta ton (+29,6% YoY). Selain produk CPO, produk refined products juga mencatatkan kenaikan volume penjualan yang signifikan. Kenaikan volume penjualan tertinggi dicatatkan oleh RBDPO dimana volume penjualan 2018 sebesar 171 ribu ton (+37,2% YoY). Peningkatan volume penjualan menjadi katalis positif ditengah harga jual yang cenderung melemah di 2018. Sebagai informasi, harga CPO global tercatat turun sebesar 18% YoY sepanjang tahun 2018.

Produksi FFB dan CPO bertumbuh double-digit. Sejalan dengan tingginya pertumbuhan volume penjualan, volume produksi FFB dan CPO di Des’18 tercatat sebesar 435 ribu ton (+12,8% YoY; -12,1% MoM) dan 146 ribu ton (+12,1% YoY; -16,4% MoM). Dengan demikian volume produksi FFB dan CPO di 2018 tercatat sebesar 5,76 juta ton (+10,2% YoY) dan 1,94 juta ton (+18,5% YoY). Tingginya produksi di tahun 2018 juga dipicu oleh cuaca yang mendukung. Kenaikan produksi ini juga mendorong peningkatan FFB yield dan CPO yield ke di 2018 kisaran 21,4 ton/Ha (11M18: 19,5 ton/Ha) dan 7,2 ton/Ha (11M18: 6,6 ton/Ha). Selain dari kenaikan volume produksi, kenaikan FFB yield dan CPO yield juga didukung oleh berkurangnya planted area disebabkan oleh penebangan pohon untuk aktivitas replanting.

Aktivitas replanting menjadi fokus kedepan. Seiring dengan porsi tanaman berumur lebih dari 20 tahun yang mencapai 39,9%, kedepannya aktivitas replanting akan menjadi fokus AALI. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan capex di tahun 2019 masih akan sama seperti 2 tahun sebelumnya di kisaran Rp1,7 triliun sampai dengan Rp1,8 triliun dan untuk penggunaannya akan berfokus pada segmen plantation untuk aktivitas replanting dan membiayai perawatan untuk tanaman yang belum menghasilkan (immature).

Marjin keuntungan masih tertekan. Marjin laba kotor sampai dengan 9M18 tercatat sebesar 19,2% atau turun dibanding tahun sebelumnya (9M17: 23,2%). Penurunan ini tidak hanya dikontribusi oleh penurunan harga jual dari produk perkebunan AALI terutama CPO, tetapi juga disebabkan tingginya pembelian FFB dari eksternal yang memicu kenaikan biaya produksi. Selain itu, AALI juga telah memasuki bisnis trading CPO dimana marjin keuntungan dari aktivitas tersebut lebih kecil dibandingkan dengan menjual CPO hasil produksi. Kedepannya kami memperkirakan pembelian FFB dari eksternal akan terus meningkat ke kisaran 60%-65% dari total produksi CPO dan aktivitas trading CPO juga akan meningkat. Dengan demikian marjin laba kotor di tahun 2019 kami perkirakan turun sedikit ke kisaran 18,7%.

Kami masih merekomendasikan HOLD dengan target harga Rp14.725. Memasuki tahun 2019, kami memperkirakan volume penjualan dan produksi CPO akan bertumbuh lebih lambat di kisaran 5%-6% dan perbaikan harga jual ditengah melambatnya pertumbuhan produksi akan menjadi katalis positif bagi AALI. Namun demikian, tekanan marjin masih akan berlanjut seiring dengan meningkatnya pembelian FFB eksternal dan aktivitas trading CPO di 2019. Dengan demikian kami merekomendasikan HOLD untuk AALI dengan menaikkan TP ke Rp14,725 (sebelumnya Rp12,400) atau setara dengan implied PE 16,82x di 2019. Saat ini AALI diperdagangkan pada PE 15,7x atau setara dengan -0,42x std.dev PE 5 tahun terakhir dan 5,9% premium dibandingkan dengan LSIP.



Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Saham SMBR | Jadwal Pembagian Dividen Saham SMBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk 2020

Kuhuni.com – Dividen tunai Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) tahun 2020 sebesar Rp 0,62 per saham. Jadwal pembagian dividen tunai SMBR kepada pemegang saham dibayarkan pada tanggal 4 September 2020. Dividen tahun 2020 ini turun 67,53% dibanding jumlah dividen tahun 2019 (Rp 1,91 per saham). Saham SMBR pada perdagangan tanggal 7 Agustus 2020 ditutup pada harga Rp 525, sehingga perkiraan dividen yield SMBR sebesar 0,1%. Berikut jadwal pelaksanaan pembagian dividen tunai SMBR: Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi: Tanggal 13 Agustus 2020 Ex Dividen di Pasar Regular & Pasar Negosiasi: Tanggal 14 Agustus 2020 Cum Dividen di Pasar Tunai: Tanggal 18 Agustus 2020 Ex Dividen di Pasar Tunai: Tanggal 19 Agustus 2020 Pencatatan (Recording Date): Tanggal 18 Agustus 2020 Pembayaran Dividen Tunai: 4 September 2020 Keterangan Setiap 1 (Satu) saham akan mendapatkan dividen tunai sebesar Rp 0,6200695.