Direktur Integra Indocabinet Wang Sutrisno memperkirakan penjualan sepanjang tahun lalu tumbuh 16%-17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan penjualan bersih pada 2017 sebesar Rp1,73 triliun, maka penjualan pada 2018 diperkirakan mencapai Rp2,01 triliun - Rp2,03 triliun.
Pertumbuhan penjualan dua digit juga diyakini masih akan berlanjut pada 2019. Emiten dengan kode saham WOOD ini, menargetkan penjualan pada tahun ini dapat tumbuh 20% dibandingkan dengan perkiraan 2018 atau menjadi sebesar Rp2,41 triliun.
Sementara itu, laba bersih tahun lalu diyakini dapat tumbuh 8%-11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mengacu pada laporan keuangan WOOD laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2017 sebesar 173,53 miliar, maka pada 2018 dapat mencapai Rp187,41 miliar - Rp192,61 miliar. Adapun, laba bersih pada tahun ini ditargetkan meningkat 8%-9% dibandingkan dengan perkiraan 2018 atau menjadi sebesar Rp202,40 miliar - Rp204,28 miliar.
Wan menjelaskan, pertumbuhan laba pada tahun lalu lebih tinggi karena perseroan diuntungkan oleh nilai tukar rupiah pada semester II/2018 yang cukup baik bagi eksportir. Adapun, prediksi pertumbuhan laba bersih 8%-9% pada tahun ini merupakan angka yang wajar.
Dia mengatakan, pertumbuhan penjualan pada tahun ini diyakini dapat tercapai, kendati saat ini nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Pasalnya, penjualan ekspor memberikan kontribusi 70% terhadap total penjualan. Adapun, 30% sisanya berasal dari pasar domestik. Komposisi serupa juga masih akan dipertahankan pada tahun ini.
"Sementara di kuartal I/2019 ini US dollar terus melemah kepada rupiah kelihatanya. Kami tidak masalah karena kami tidak bertumpu pada fluktuasi currency, karena kami secara riil mencanangkan pertumbuhan," katanya pada Selasa (9/1/2019).
Wang menjelaskan, ada beberapa produk yang ditargetkan tumbuh pada tahun ini seperti building component dan white pine molding. Kedua produk ini mengincar pasar Amerika Serikat. Di samping itu, WOOD juga memiliki produk baru berupa wooden blinds dan furnitur yang dikombinasi furnitur dengan metal dan rotan.
Selain produk baru, perseroan juga membuka pasar baru sejak awal tahun ini ke pasar Eropa, meskipun pasar terbesar masih dikontribusikan dari Negeri Paman Sam. "Itu kantong-kantong yang disiapkan agar tahun ini dapat mencapai pertumbuhan 20%. Selain itu, prospek penjualan mebel di dalam negeri juga masih bagus," imbuhnya.
Lebih lanjut, realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum saham perdana pada 14 Juni 2017 sebesar Rp325 miliar telah mencapai lebih dari 95%. Dia meyakini realisasi 100% bakal selesai tahun ini.
"Penggunaan dana IPO telah lebih dari 95% untuk. Sisanya akan habis di 2019, untuk capex dan working capital. Setiap tahun kami menghabiskan Rp100 miliar - Rp200 miliar untuk capex," imbuhnya.
Komentar
Posting Komentar