google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham ACST | Acset Indonusa (ACST) Bidik Sejumlah Proyek Jalan Tol Langsung ke konten utama

Berita Saham ACST | Acset Indonusa (ACST) Bidik Sejumlah Proyek Jalan Tol

Bisnis.com, JAKARTA — PT Acset Indonusa Tbk. memiliki pipeline kontrak baru sejumlah proyek jalan tol sejalan dengan fokus perseroan untuk mendapatkan proyek-proyek infrastruktur pada 2019.

Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa menuturkan bahwa perseroan masih fokus untuk mendapatkan proyek infrastruktur, termasuk jalan tol, pada 2019. Bahkan, emiten berkode saham ACST itu telah memiliki pipeline kontrak baru dari sektor tersebut.

“Dari pipeline kontrak baru kami [2019], ada beberapa kontrak jalan tol, tetapi mohon maaf kami belum bisa menyampaikan totalnya,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (22/1/2019).

Sebagai salah satu strategi, Maria menyebut tidak menutup kemungkinan ACST akan masuk sebagai investor meski hanya mengempit kepemilikan minoritas. Hal itu menjadi strategi perseroan untuk mendapatkan kesempatan lebih dari sisi kontraktor.

Kendati demikian, dia tidak membeberkan berapa anggaran investasi yang disiapkan untuk proyek-proyek jalan tol. Secara keseluruhan, ACST menganggarkan belanja modal Rp150 miliar.

“[Belanja modal] tidak khusus untuk tol saja. Ini lebih kepada pembelian alat atau mesin supporting pelaksanaan pekerjaan proyek,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, ACST tengah membidik sejumlah jalan tol. Untuk ruas Jakarta-Cikampek Selatan dan Serpong-Balaraja saat ini masih dalam proses tender.

Selain itu, perseroan juga tercatat masuk sebagai konsorsium untuk pembangunan jalan tol prakarsa ruas Cikunir-Ulujami sepanjang 36,50 kilometer. Biaya investasi proyek diperkirakan mencapai Rp22,50 triliun.

Seperti diketahui, ACST membidik kontrak baru Rp15 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik 50% dari jumlah yang dibidik senilai Rp10 triliun pada 2018.

Adapun, total kontrak baru yang dikumpulkan perseroan Rp1,5 triliun pada tahun lalu. Dari situ, proyek infrastruktur masih mendominasi dengan komposisi 37% disusul pondasi 30% dan struktur 33%.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...