IQPlus, (02/01) - Memasuki tahun 2019, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berkomitmen untuk mempertahankan kinerjanya, baik dari sisi pendapatan usaha, laba, dan nilai kontrak baru.
"Pada 2019, WSBP menargetkan laba naik sekitar 10% dibandingkan 2018. Perusahaan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal," kata Direktur Utama WSBP Jarot Subana.
Pada Januari 2019, menurut dia, terdapat potensi nilai kontrak baru sekitar Rp 2 triliun yang berasal dari pekerjaan tambahan proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Cibitung-Cilincing, Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan proyek lainnya.
WSBP yang merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) merupakan perusahaan produksi beton precast dan ready mix dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia. Perseroan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 September 2016.
Prospek Saham
Saham WSBP dinilai relatif aman sebagai instrumen investasi. Selain itu, strategi manajemen menjadikan WSBP sebagai perusahaan pracetak terintegrasi dari hulu ke hilir juga bakal memperkuat prospek usaha perseroan ke depan. Adapun strategi perseroan untuk mengurangi proyek turnkey menjadi tambahan sentimen positif terhadap pergerakan harga sahamnya.
Research Associate MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan dalam risetnya, mengungkapkan, pihaknya mempertahankan proyeksi kontinuitas pertumbuhan kinerja keuangan WSBP ke depan. Laba bersih diperkirakan meningkat menjadi Rp 1,39 triliun pada 2019 dibandingkan target 2018 sebesar Rp 1,2 triliun dan perolehan tahun 2017 yang sebesar Rp 1 triliun.
Pendapatan WSBP juga diproyeksi meningkat menjadi Rp 9,47 triliun pada 2019 dibandingkan target 2018 yang sebesar Rp 8,49 triliun dan realisasi tahun 2017 yang sebesar Rp 7,1 triliun.
Menurut dia, keinginan manajemen WSBP untuk menerapkan integrasi bisnis mulai dari hulu ke hilir akan berdampak terhadap kenaikan margin keuntungan perseroan dalam jangka panjang. Integrasi bisnis akan dilaksanakan dengan mengakuisisi perusahaan penyedia bahan baku produksi, seperti tambang pasir, produsen besi, dan lainnya.
Perseroan juga berencana mengembangkan fasilitas laboratorium seluas 1,1 hektare di Karawang, Jawa Barat. Perseroan menganggarkan dana senilai Rp 27 miliar untuk pengembangan fasilitas ini. Dampak atas kehadiran laboratorium tersebut adalah peningkatan kualitas produk perseroan.
WSBP juga berniat melanjutkan peningkatan kapasitas produksi beton precast menjadi 3,75 juta ton per tahun. Strategi ini akan menjadikan perseroan siap dalam menghadapi tren pertumbuhan infrastruktur ke depan.
"Dengan penguatan basis bisnis dan produk perseroan, kami memperkirakan gross profit margin perseroan akan terus meningkat yang diperkirakan mulai terefleksi dalam kinerja keuangan 2018," jelas dia.
MNC Sekuritas juga memberikan pandangan positif terhadap keinginan manajemen WSBP untuk mengurangi proyek berbasis turnkey guna menghindari kas operasional negatif. Aksi ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan ke depan. Kebijakan tersebut juga akan membuat kinerja keuangan dan pergerakan harga saham WSBP lebih baik ke depan.
Berbagai faktor tersebut mendorong MNC Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli WSBP dengan target harga Rp 500. Target ini merefleksikan perkiraan PE 2019 sebesar 9,44 kali dan PBV sebesar 1,56 kali, dengan outlook positif. (end/as)
Komentar
Posting Komentar