Analis BNI Sekuritas, William Siregar mengatakan, meningkatnya persaingan seiring kehadiran beberapa pemain baru dari luar negeri patut dicermati oleh emiten-emiten konsumer di tahun ini.
Tantangan ini hadir akibat kebijakan pemerintah yang lebih melonggarkan keran modal asing di sektor strategis, tak terkecuali sektor konsumer.
Persaingan yang semakin ketat sebenarnya bisa memicu emiten-emiten konsumer untuk terus berinovasi membuat produk baru. Di sisi lain, kehadiran produk baru juga mesti dibarengi oleh meningkatnya promosi oleh emiten yang bersangkutan.
Padahal, dalam beberapa tahun terakhir emiten-emiten konsumer kerap mengurangi biaya promosinya. Selain akibat melambatnya kinerja, upaya efisiensi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dalam memperoleh informasi suatu produk.
“Dalam beberapa tahun terakhir, emiten konsumer mengurangi belanja iklan di televisi,” ucap William, Jumat (11/1).
Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto memandang, jika memang terjadi peningkatan dari segi kompetisi, tidak ada salahnya bagi emiten-emiten konsumer meningkatkan biaya promosinya.
“Promosi yang masif akan membantu emiten dalam menjaga atau bahkan meningkatkan pangsa pasarnya,” ujarnya, Jumat silam.
Natalia sendiri memfavoritkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada tahun ini. Pasalnya, valuasi saham INDF terbilang murah bila dibandingkan dengan emiten-emiten lain di sektor serupa. Ia merekomendasikan beli saham emiten tersebut dengan target Rp 8.200 per saham.
Senada, William memilih INDF sebagai emiten konsumer yang punya peluang memperoleh kinerja paling positif di tahun ini. Ia merekomendasikan beli saham emiten tersebut dengan target Rp 9.500 per saham.
Komentar
Posting Komentar