google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham INDF | 14 Januari 2019 Langsung ke konten utama

Analisa Saham INDF | 14 Januari 2019

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cukup banyak sentimen positif yang menjadi stimulus bagi pertumbuhan kinerja emiten-emiten di sektor konsumer di tahun ini. Namun, tantangan bisnis yang dihadapi emiten di sektor tersebut juga tak bisa dianggap mudah.

Analis BNI Sekuritas, William Siregar mengatakan, meningkatnya persaingan seiring kehadiran beberapa pemain baru dari luar negeri patut dicermati oleh emiten-emiten konsumer di tahun ini.

Tantangan ini hadir akibat kebijakan pemerintah yang lebih melonggarkan keran modal asing di sektor strategis, tak terkecuali sektor konsumer.

Persaingan yang semakin ketat sebenarnya bisa memicu emiten-emiten konsumer untuk terus berinovasi membuat produk baru. Di sisi lain, kehadiran produk baru juga mesti dibarengi oleh meningkatnya promosi oleh emiten yang bersangkutan.

Padahal, dalam beberapa tahun terakhir emiten-emiten konsumer kerap mengurangi biaya promosinya. Selain akibat melambatnya kinerja, upaya efisiensi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dalam memperoleh informasi suatu produk.

“Dalam beberapa tahun terakhir, emiten konsumer mengurangi belanja iklan di televisi,” ucap William, Jumat (11/1).

Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto memandang, jika memang terjadi peningkatan dari segi kompetisi, tidak ada salahnya bagi emiten-emiten konsumer meningkatkan biaya promosinya.

“Promosi yang masif akan membantu emiten dalam menjaga atau bahkan meningkatkan pangsa pasarnya,” ujarnya, Jumat silam.

Natalia sendiri memfavoritkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada tahun ini. Pasalnya, valuasi saham INDF terbilang murah bila dibandingkan dengan emiten-emiten lain di sektor serupa. Ia merekomendasikan beli saham emiten tersebut dengan target Rp 8.200 per saham.

Senada, William memilih INDF sebagai emiten konsumer yang punya peluang memperoleh kinerja paling positif di tahun ini. Ia merekomendasikan beli saham emiten tersebut dengan target Rp 9.500 per saham.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...