PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengkaji untuk menerbitkan instrumen pinjaman atau alternatif pendanaan dengan total nilai satu miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun (kurs 1 dolar AS = Rp15.000), untuk berjaga-jaga jika terjadi pengetatan likuiditas. Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan di usai jumpa pers paparan kinerja di Jakarta, Rabu, mengatakan instrumen utang tersebut dapat berupa berbagai instrumens seperti sertifikat deposito (negoitable certificate deposit/NCD), obligasi ataupun pinjaman bilateral. "Pasar kan sedang fluktuatif, kita terapkan langkah yang pruden," ujar Panji. Penghimpunan dana tersebut, kata Panji, tidak dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, saat ini, likuiditas Mandiri masih mencukupi untuk mencapai target pertumbuhan kredit di 13 persen (yoy) tahun ini. Selain dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Mandiri banyak mengandalkan pendanaan dari pasar seperti transaksi repo atau transaksi penukaran valuta asing (FX Swap). "Kami masih cuku
Website Saham Online Indonesia