Perseroan melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara telah menandatangani Shares Sales Agreement (SSA) untuk membeli 95% saham-saham di dalam PTAR. Transaksi ini akan berlaku efektif jika kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi.
“Perseroan memberitahukan pada 4 Desember 2018, seluruh kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi. Dengan demikian, UNTR melalui Danusa telah efektif memiliki 95% saham PTAR sejak tanggal tersebut,” papar Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis dalam keterbukaan informasi, Selasa (4/12/2018).
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Agincourt Resources Tim Duffy menyampaikan, proses akuisisi tambang emas Martabe yang dikelola perusahaan ditargetkan selesai pada akhir November 2018. Pemegang saham utama Martabe terdahulu, PT Agincourt Resources, adalah konsorsium yang dipimpin oleh EMR Capital.
EMR Capital merupakan sebuah perusahaan dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia dengan komposisi kepemilikan saham adalah EMR 61,4%, Farallon Capital 20,6%, Martua Sitorus 11% dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono 7%.
Kini kepemilikan PT Agincourt Resources selaku Tambang Emas Martabe resmi digantikan oleh PT Danusa Tambang Nusantara, yang merupakan anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan UNTR. Adapun, kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatra Utara (Pemda) melalui PT Artha Nugraha Agung sebesar 5 % tidak mengalami perubahan.
Menurutnya, periode 2017 merupakan tahun yang paling sukses untuk eksplorasi dan produksi di Tambang Emas Martabe. Cadangan emas meningkat menjadi 4,8 juta ons dan produksi emas meningkat hingga mencapai rekor baru sebesar 355.000 ons.
Tambang Martabe memiliki basis sumber daya per tanggal 31 Desember 2017 adalah 8,8 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak. Kapasitas operasi lebih dari 5 juta ton bijih per tahun untuk memproduksi lebih dari 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun.
Komentar
Posting Komentar