Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto menjelaskan perseroan telah melakukan kajian sebelum memutuskan untuk mencaplok saham Holdefin B.V di Holcim Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya meyakini kondisi keuangan perseroan akan tetap baik setelah mengeksekusi akuisisi tersebut.
“Keuangan masih tetap terjaga, debt to equity ratio kami batasnya sampai 2,3 kali sekarang baru 0,3 kali. Setelah akuisisi naik menjadi sekitar 1,2 kali,” jelasnya kepada Bisnis, baru baru ini.
Menurut sumber Bisnis, Semen Indonesia mendapatkan sindikasi perbankan untuk mendanai akuisisi Holcim Indonesia dengan kupon yang menarik dan kompetitif. Pasalnya, effective interest rate kurang dari 5% sehingga arus kas perseroan masih sanggup membayar tanpa menemui kesulitan.
Sebagai catatan, Semen Indonesia, melalui anak usaha, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB), akan membeli 6.179.612.820 lembar saham atau 80,6% yang dimiliki Holderfin B.V., anak usaha LafargeHolcim Ltd., di Holcim Indonesia. Rencana akuisisi akan berlaku efektif apabila seluruh ketentuan dan persyaratan pendahulan dalam perjanjian pengikatan jual beli telah terpenuhi.
Adapun, nilai yang akan dikeluarkan oleh Semen Indonesia senilai US$917 juta dalam aksi korporasi tersebut. Sindikasi perbankan dipilih perseroan sebagai sumber pendanaan akuisisi tersebut.
Secara terpisah, Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Wilson Soegianto dan Yogie Surya Perdana menyebut pihaknya telah memberikan peringkat perseroan “idAA+” dengan “Credit Watch with Negative Implications”. Kendati demikian, Pefindo mempertahankan peringkat SMGR dan Obligasi berkelanjutan I/2017 di “idAA+”
“Kami dapat mencabut status pengawasan kredit dan menegaskan peringkat jika terlihat bahwa potensi sinergi dan manfaat dari akuisisi dapat mengimbangi leverage keuangan SMGR yang lebih tinggi, atau jika akuisisi gagal terwujud,” ujar Wilson dan Yogie dalam siaran persnya.
Komentar
Posting Komentar