IQPlus, (13/12) - Maskapai Garuda Indonesia menargetkan bisa menekan kerugian hingga 50 juta dolar AS hingga akhir tahun ini. "Mudah-mudahan Desember bisa di bawah 50 juta dolar AS dari 237 juta dolar AS dan seterusnya mudah-mudahan bisa positif," kata Direktur Utama Garuda Ari Askhara dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan untuk Triwulan III 2018, pihaknya berhasil menekan kerugiannya menjadi 114,08 juta dolar AS setara Rp1,66 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS) pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 222,03 juta dolar ASatau setara Rp3,24 trilun.
Membaiknya kerugian perusahaan maskapai penerbangan pelat merah itu dikarenakan peningkatan pendapatan usaha sebesar 3,21 persen menjadi 3,21 miliar dolar AS. Dengan kontribusi terbesar berasal dari penerbangan berjadwal sebesar 2,56 miliar dolar AS, lanjutnya pendapatan usaha juga diperoleh dari penerbangan tidak berjadwal sebesar 254,75 juta dolar AS dan pendapatan lainnya sebesar 397,96 juta dolar AS. Sementara itu, peningkatan penumpang di 2018 tercatat 7,9 persen dari periode sama 2017. Pendapatan dari penumpang tercatat menurun 7,5 persen dari 292,8 juta dolar AS di Triwulan III 2017 menjadi 270,8 juta dolar AS periode yang sama 2018. Ari mengatakan kebutuhan pembiayaan dari eksternal senilai 500 juta dolar AS yang didapat dari sindikasi bank ICBC.
"Kebutuhan modal kita tahun depan tidak banyak, karena tidak ada pembelian pesawat," katanya.(end)
Komentar
Posting Komentar