google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ITMG | 26 Desember 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ITMG | 26 Desember 2018

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menatap prospek bisnis cerah pada 2019. Senin (24/12), harga batubara Newcastle untuk pengiriman Januari 2019 di ICE Futures berada di US$ 103 per metrik ton, turun tipis 0,14% dari harga akhir pekan lalu pada US$ 103,15 per metrik ton.

Analis Trimegah Sekuritas, Sandro Sirait mengatakan bahwa penurunan harga batubara tak banyak berpengaruh bagi ITMG. “Kalaupun harga batubara turun, tidak pengaruh di kuartal IV karena kontraknya sudah dari bulan sebelumnya,” kata dia kepada Kontan, Jumat (21/12).

Faktor lain yang menyebabkan ITMG menarik adalah tren deviden yang tergolong positif. Tapi, dia mengingatkan bahwa ITMG berpotensi menghadapi tantangan tahun depan karena pembatasan permintaan batubara China.

Analis, NH Korindo Sekuritas, Firman Hidayat dalam risetnya pada 26 November 2018 memprediksikan penjualan ITMG tumbuh 22,3% menjadi US$ 2,01 miliar sampai akhir 2018. “Kami memproyeksikan bahwa pelambatan harga batubara masih ada di kuartal IV 2018,” kata Firman.

Hal tersebut karena penurunan permintaan batubara oleh China. Batubara yang diekspor ke China pada tahun ini sebesar 17,1% dari total penjualan. Dia memperkirakan average selling price (ASP) ITMG cenderung menurun menjadi US$ 81,3 per ton pada kuartal IV 2018 dibanding US$ 88,6 per ton pada kuartal III 2018.

Analis JP Morgan, Sumedh Samant dalam risetnya 12 November 2018 justru memperkirakan harga jual rata-rata ITMG justrutumbuh 12% menjadi US$ 91 per ton. Dia memproyeksikan pendapatan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan tumbuh 7% dibanding tahun lalu menjadi US$ 1,8 miliar pada akhir tahun ini.

Firman memperkirakan, penjualan ITMG tahun depan akan tumbuh 10,4% atau sekitar US$ 2,28 miliar. Laba bersihnya juga diprediksi naik sebesar US$ 350 juta dari prediksi akhir tahun 2018 yakni US$ 320 juta.

Secara kumulatif dalam sembilan bulan hingga September 2018, pendapatan ITMG tumbuh 68,4% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 1,41 miliar dengan laba bersih ITMG mencapai Rp 199,41 juta.

ITMG sebagai anak perusahaan dari Banpu Inc. yang berbasis di Thailand, adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Lokasi pertambangannya terletak di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur dan kapasitas produksi rata-rata 22 juta ton-29 juta ton per tahun. Mayoritas cadangan batubara ITMG atau sekitar 74% merupakan produk berkalori 5.600-6.200 Kcal per kg, dan 23% berkalori 5.000-5.600 Kcal per kg.

Pasar ekspor terbesarnya adalah Jepang, China, dan India. Sementara penjualan domestiknya hanya rata-rata 10% -12% dari total penjualan.

Firman merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 24,225. “ITMG memiliki deviden lebih menarik daripada perusahaan sejenisnya seperti PTBA atau ADRO,” kata Firman.

Sumedh merekomendasikan overweight dengan target harga Rp 26.000 per saham. Sandro merekomendasikan beli saham dengan target harga Rp 28.000. Jumat lalu, harga saham ITMG berada di Rp 19.900 per saham.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d