Analis Trimegah Sekuritas, Sandro Sirait mengatakan bahwa penurunan harga batubara tak banyak berpengaruh bagi ITMG. “Kalaupun harga batubara turun, tidak pengaruh di kuartal IV karena kontraknya sudah dari bulan sebelumnya,” kata dia kepada Kontan, Jumat (21/12).
Faktor lain yang menyebabkan ITMG menarik adalah tren deviden yang tergolong positif. Tapi, dia mengingatkan bahwa ITMG berpotensi menghadapi tantangan tahun depan karena pembatasan permintaan batubara China.
Analis, NH Korindo Sekuritas, Firman Hidayat dalam risetnya pada 26 November 2018 memprediksikan penjualan ITMG tumbuh 22,3% menjadi US$ 2,01 miliar sampai akhir 2018. “Kami memproyeksikan bahwa pelambatan harga batubara masih ada di kuartal IV 2018,” kata Firman.
Hal tersebut karena penurunan permintaan batubara oleh China. Batubara yang diekspor ke China pada tahun ini sebesar 17,1% dari total penjualan. Dia memperkirakan average selling price (ASP) ITMG cenderung menurun menjadi US$ 81,3 per ton pada kuartal IV 2018 dibanding US$ 88,6 per ton pada kuartal III 2018.
Analis JP Morgan, Sumedh Samant dalam risetnya 12 November 2018 justru memperkirakan harga jual rata-rata ITMG justrutumbuh 12% menjadi US$ 91 per ton. Dia memproyeksikan pendapatan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan tumbuh 7% dibanding tahun lalu menjadi US$ 1,8 miliar pada akhir tahun ini.
Firman memperkirakan, penjualan ITMG tahun depan akan tumbuh 10,4% atau sekitar US$ 2,28 miliar. Laba bersihnya juga diprediksi naik sebesar US$ 350 juta dari prediksi akhir tahun 2018 yakni US$ 320 juta.
Secara kumulatif dalam sembilan bulan hingga September 2018, pendapatan ITMG tumbuh 68,4% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 1,41 miliar dengan laba bersih ITMG mencapai Rp 199,41 juta.
ITMG sebagai anak perusahaan dari Banpu Inc. yang berbasis di Thailand, adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Lokasi pertambangannya terletak di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur dan kapasitas produksi rata-rata 22 juta ton-29 juta ton per tahun. Mayoritas cadangan batubara ITMG atau sekitar 74% merupakan produk berkalori 5.600-6.200 Kcal per kg, dan 23% berkalori 5.000-5.600 Kcal per kg.
Pasar ekspor terbesarnya adalah Jepang, China, dan India. Sementara penjualan domestiknya hanya rata-rata 10% -12% dari total penjualan.
Firman merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 24,225. “ITMG memiliki deviden lebih menarik daripada perusahaan sejenisnya seperti PTBA atau ADRO,” kata Firman.
Sumedh merekomendasikan overweight dengan target harga Rp 26.000 per saham. Sandro merekomendasikan beli saham dengan target harga Rp 28.000. Jumat lalu, harga saham ITMG berada di Rp 19.900 per saham.
Komentar
Posting Komentar