ANTM melanjutkan kinerja yang positif di 3Q18 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,1 triliun (+33,7% QoQ; +105,9% YoY) dan laba bersih Rp287 miliar (+190,2% QoQ; +74,1% YoY) sehingga membawa pendapatan di 9M18 sebesar Rp19,9 triliun, (+186,6% YoY), diatas estimasi (konsensus: 90,3%) dan total laba bersih menjadi Rp631 miliar (9M17: rugi Rp331 miliar), diatas estimasi (konsensus: 90,3%). Kinerja yang solid ini didorong oleh meningkatnya volume penjualan di semua lini usaha ANTM. Pada 3Q18, total volume penjualan emas meningkat menjadi 8.629 kg (+26,6% QoQ; 135,3% YoY), nikel sebanyak 2.187 ribu wmt (+236,8% QoQ; 26,0% YoY), dan bauksit 437 ribu wmt (+151,9% QoQ; + 18,0% YoY). Secara tahunan penjualan emas mengalami peningkatan yang signifikan dengan mencatatkan penjualan di 9M18 sebanyak 22.388 kg (+221% YoY), hal ini disebabkan kebijakan manajemen ANTM untuk mengurangi jasa lebur cap retail serta kerjasama antara ANTM dengan toko emas dalam perluasan pemasaran produknya. Patut diketahui, walaupun emas memiliki kontribusi 67,1% dari total pendapatan namun secara laba usaha, nikel mendominasi sebanyak +74,3% dari total laba usaha. Di 3Q19, manajemen memproyeksikan P3FH dapat mulai memproduksi feronikel secara komersil sebanyak 5.000 Tni. Selain itu, total persedian nikel berdasarkan Indeks LME terus berkurang yang menyebabkan harga nikel meningkat. Oleh karenanya, kami memproyeksikan peningkatan laba usaha di 2019. Kami masih positif dengan outlook ANTM kedepannya, dan masih merekomendasikan BUY dengan target harga: Rp1.100, didorong oleh: 1) Peningkatan kinerja ANTM di semua lini usahanya 2) Total persedian nikel di Indeks LME yang terus menurun dari awal tahun ditambah proyek P3FH yang dapat meningkatkan produksi feronikel 3) Kebijakan baru dari manajemen dimana ANTM mengurangi jasa lebur cap retail sehingga ini akan meningkatkan harga emas yang terverifikasi serta 4) Meningkatnya penjualan mobil listrik yang dapat meningkatkan demand nikel. Saat ini ANTM diperdagangkan di PE 14,7x di 2019, 1% discount dibandingkan metal mining peers.
Kinerja yang positif di 3Q18 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,1 triliun (+33,7% QoQ; +105,9% YoY) dan laba bersih Rp287 miliar di 3Q18 (+190,2% QoQ; +74,1% YoY) sehingga membawa pendapatan di 9M18 sebesar Rp19,9 triliun, (+186,6% YoY), diatas estimasi (konsensus: 90,3%) dan total laba bersih menjadi Rp631 miliar (9M17: rugi Rp331 miliar), diatas estimasi (konsensus: 90,3%). Peningkatan kinerja operasional di semua lini usaha mendorong peningkatan pendapatan dan laba bersih. Pada 3Q18, total volume penjualan emas meningkat menjadi 8.629 kg (+26,6% QoQ; 135,3% YoY), nikel sebanyak 2.187 ribu wmt (+236,8% QoQ; 26,0% YoY), bauksit sebesar 437 ribu wmt (+151,9% QoQ; + 18,0% YoY), dan perak sebanyak 4.225 kg (+32,3% QoQ; +13,7% YoY).
Kebijakan manajemen terbaru membuat penjualan emas mengalami peningkatan yang signifikan dengan mencatatkan penjualan di 9M18 sebanyak 22.388 kg (+221% YoY). Kebijakan baru ini berupa pengurangan jasa lebur cap retail, hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan emas dari retail terhadap toko emas. Oleh karenanya, ANTM bekerjasama dengan toko emas untuk menutupi berkurangnya pasokan emas. Kami melihat tren harga emas tumbuh positif kedepannya didorong oleh: (1) defisit anggaran AS yang semakin lebar yang meningkatkan default risk untuk AS serta (2) potensi melemahnya perekonomian global disebabkan oleh trade wars antara AS dan Cina.
Produksi dan outlook nikel di 2019. Patut diketahui, walaupun emas memiliki kontribusi 67,1% dari total pendapatan namun secara laba usaha, nikel mendominasi sebanyak +74,3% dari total laba usaha. Saat ini ANTM memiliki kapasitas produksi feronikel sebanyak 27.000 TNi per tahun, apabila proyek P3FH telah rampung maka kapasitas produksi bertambah 13,500 TNi per tahun. Di 3Q19, manajemen memproyeksikan P3FH dapat mulai memproduksi feronikel secara komersil sebanyak 5.000 Tni. Kami melihat harga nikel di 2019 masih positif, berdasarkan CRU defisit pasokan nikel masih terjadi di 2019F sebanyak 64 ribu ton selain itu menurut IEA penjualan mobil elektrik di 2019F akan meningkat menjadi 2 juta unit (+25% YoY), kedua hal inilah yang menjadi katalis positif harga nikel di 2019.
Rekomendasi BUY dengan target harga: Rp1.100, didorong oleh: 1) Peningkatan kinerja ANTM disemua lini usahanya 2) Total persedian nikel di Indeks LME yang terus menurun dari awal tahun ditambah proyek P3FH yang dapat meningkatkan produksi feronikel 3) Kebijakan baru dari manajemen dimana ANTM mengurangi jasa lebur cap retail sehingga ini akan meningkatkan harga emas yang terverifikasi serta 4) Meningkatnya penjualan mobil listrik yang dapat meningkatkan permintaaan nikel. Saat ini ANTM diperdagangkan di PE 14,7x di 2019, 1% discount dibandingkan metal mining peers.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar