*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team
*Market Review 10 Desember 2018*
Tercatat 148 saham menguat dan 275 saham melemah. *IHSG -14.9 poin (-0.24%) ke level 6,111.3*, dan *LQ-45 -2.6 poin (-0.26%) ke level 974.9*.
*Sectoral Return :*
- Agri +0.39%
- Mining -0.02%
- Basic-Ind +0.19%
- Misc-Ind -0.86%
- Consumer -0.23%
- Property -0.17%
- Infrastructure -0.09%
- Finance -0.42%
- Trade -0.15%
- Manufacture -0.22%
Investor asing *net sell senilai Rp 330 Miliar*.
*USD/IDR +73.00 poin (+0.50%)* terhadap Rupiah di angka 14,553.
*Suspended: SQMI, POLA, POLA-W*
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Renuka Coalindo Tbk, serta saham & waran seri I PT Pool Advista Finance Tbk di Pasar Reguler dan Pasar Tunai pada hari ini sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
*Saham yang ditutup menguat*
- *MERK ditutup menguat Rp 1,075 (+19.90%) ke level Rp 6,475*. PT Merck Tbk (MERK) akan membagi dividen interim tahun buku 2018 sebesar Rp 3.260 per saham. Total keseluruhan dividen mencapai Rp 1,46 triliun. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 13 Desember 2018. Sedangkan cum dividen pasar tunai dan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen interim atau recording date pada 18 Desember 2018. MERK akan membagikan dividen interim pada tanggal 28 Desember 2018 kepada 448,0 juta pemegang atau pemilik saham yang terdaftar.
- *URBN menguat Rp 600 (+50.00%) ke level Rp 1,800*. PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN), emiten yang bergerak dalam pengembangan hunian berkonsep transit oriented development (TOD) hari ini resmi mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI). URBN melepas 360,0 juta saham atau setara 11,24% dari modal disetor. Harga penawaran saham perdana URBN adalah Rp 1.200 per saham dengan perolehan dana segar sebesar Rp 430 miliar. Komisaris Independen URBN, Dyah Tjahjani Saraswati mengatakan bahwa properti konsep TOD adalah pilihan cerdas bagi masyarakat urban dalam menjalani kehidupan sehari-hari, khususnya untuk wilayah Jakarta.
- *SOTS menguat Rp 115 (+69.69%) ke level Rp 280*. Setelah menggelar initial public offering (IPO), PT Satria Mega Kencana (SOTS) memiliki rencana ekspansi jangka panjang di bisnis hotel dan real estate kawasan timur Indonesia. Komisaris Utama SOTS, Herman Herry Adranacus mengatakan, salah satu tujuan dari IPO tersebut adalah untuk membuka jalur pendanaan yang lebih luas lagi guna melakukan ekspansi. Dalam jangka pendek, SOTS akan menggelar ekspansi di tiga lokasi sekitar Bali dan Jakarta. Untuk pengembangan di Jakarta dan Bali, pihaknya menyiapkan dana kurang lebih sebesar Rp 190 miliar yang pendanaannya didapatkan dari IPO sebesar Rp 66 miliar. Sisanya akan dambil dari fasilitas pinjaman bank.
*Saham yang ditutup melemah*
- *BBTN melemah Rp 60 (-2.18%) ke level Rp 2,680*. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh Unit Usaha Syariah (UUS) untuk segera berkonversi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) paling lambat tahun 2023. Namun, bukan berarti hal ini mendorong UUS untuk terburu-buru melakukan konversi alias spin off. Ambil contoh, UUS PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) yang memilih untuk mempersiapkan dengan matang rencana pemisahan dengan induk. Hanya saja, Direktur Konsumer dan Syariah Banking BTN Budi Satria menjelaskan rencana spin off memang menjadi salah satu fokus perseroan.
- *ASSA melemah Rp 6 (-2.18%) ke level Rp 268*. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) masih berniat menambah ribuan unit mobil di sisa akhir tahun. Ini dilakukan untuk memperkuat bisnis perusahaan. Direktur ASSA Hindra Tanujaya bilang, Adi Sarana bakal mendatangkan 1.500 unit kendaraan. ASSA membutuhkan dana Rp 300 miliar untuk pembelian tersebut. Dana ini diambil dari fasilitas pinjaman yang baru saja diperoleh perusahaan ini. Pada pertengahan pekan ini, ASSA baru saja menerima fasilitas kredit investasi Rp 300 miliar. Pinjaman ini berasal dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.
- *TINS melemah Rp 5 (-0.68%) ke level Rp 725*. PT Timah Tbk mengincar kenaikan pendapatan dan laba pada tahun 2019 mendatang. Perusahaan berkode emiten TINS ini yakin target tersebut bisa tercapai seiring dengan peningkatan efisiensi dan optimalisasi, baik dari sisi produksi maupun pengolahan. Sekretaris perusahaan PT Timah Tbk Amin Haris Sugiarto mengungkapkan, pada tahun 2019, pihaknya menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 19% dan kenaikan laba sebesar 73% dari proyeksi tahun ini.
Komentar
Posting Komentar