google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham WIKA | 27 November 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham WIKA | 27 November 2018

Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. berencana mengemisi perpetual bond Rp500 miliar hingga Rp1 triliun pada akhir tahun ini untuk memacu investasi pada awal 2019.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengungkapkan penerbitan perpetual bond rencananya akan dilakukan pada Desember 2018. Menurutnya, penggalangan dana tersebut menjadi skema pendanaan terakhir yang ditempuh tahun ini.

“Tahap pertama Rp500 miliar-Rp1 triliun,” ujarnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.

Tumiyana menjelaskan bahwa dana yang dihimpun akan digunakan untuk mendorong investasi pada kuartal I/2019. Kucuran dana dari perpetual bond rencananya akan digunakan berinvestasi di beberapa objek sektor energi.

Dia menyatakan akan tetap mengemisi perpetual bond di tengah tren kenaikan suku bunga acuan. Pasalnya, pihaknya meyakini imbal hasil dari investasi yang dilakukan perseroan akan mampu menutupi kupon dari instrumen tersebut.

“Kalau selisih poin [karena kenaikan suku bunga] 1 poin-1,5 poin tetapi turn over bisnis lebih dan menciptakan bisnis yield yang lebih baik tidak apa-apa,” paparnya.

Pihaknya menyatakan penerbitan perpetual bond menjadi pengimbang investasi perseroan. Oleh karena itu, total penerbitan nantinya akan bergantung kepada investasi yang dilakukan perseroan

Di sisi lain, Tumiyana mengatakan rencana emisi tersebut tidak akan terpengaruh dengan proses pembentukan Holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan (PPK). Pasalnya, dua hal tersebut tidak memiliki korelasi satu sama lain.

“Persiapan penerbitan perpetual bond tetap jalan meski ada pembentukan holding,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih mengklaim instrumen tersebut dapat memperbaiki debt to equity ratio (DER) perseroan). Dalam 5 tahun ke depan, emiten berkode saham WIKA itu berencana menerbitkan perpetual bond dengan total Rp10 triliun.

Seperti diketahui, WIKA mengantongi pendapatan Rp21 triliun pada kuartal III/2018. Pencapaian tersebut naik 32,30% dari posisi Rp15,87 triliun pada kuartal III/2017.

Tercatat, beban pokok pendapatan naik 30,93% secara tahunan pada kuartal III/2018 menjadi Rp18,62 triliun. Sementara itu, beban usaha naik 29,11% secara tahunan menjadi Rp638,85 miliar.

Dari situ, WIKA mengantongi laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp860,45 miliar. Jumlah tersebut naik 26,05% dari Rp682,63 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, WIKA tercatat memiliki liabilitas Rp41,51 triliun per 30 September 2018. Posisi itu naik 33,68% dari Rp31,05 triliun pada 31 Desember 2017.

Selanjutnya, ekuitas yang dimiliki Rp15,38 triliun per 30 September 2018. Terjadi kenaikan dari posisi 31 Desember 2017 senilai Rp14,63 triliun.

Adapun, aset yang dimiliki WIKA senilai Rp56,89 triliun per 30 September 2018. Posisi itu naik 24,54% dari Rp45,68 triliun pada akhir 2017.

Secara terpisah, Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia memproyeksikan perpetual bond yang ditawarkan WIKA masih akan diserap oleh investor. Dengan catatan, kupon yang ditawarkan oleh instrumen tersebut menarik.

“Perpetual biasanya kuponnya agak tinggi,” jelasnya.

Berdasarkan audit sementara yang dilakukan perseroan, Budi menyampaikan hingga akhir tahun perseroan diprediksi mengantongi kenaikan pendapatan sebesar 18,5% dan laba periode berjalan di kisaran 26%.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...