Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyampaikan bahwa mulai tahun ini, perseroan dapat fokus memasarkan jasa operator karena mulai banyak perangkat atau ponsel lain yang menggunakan frekuensi yang sama dengan yang digunakan oleh FREN.
"Tadinya kami bergantung kepada penjualan ponsel karena saat awal-awal 4G ada, tidak banyak merek lain yang bisa digunakan oleh jaringan Smartfren. Di pasar mulai banyak pilihan sehingga ini kesempatan bagi kami untuk masuk," jelas Merza di Jakarta, Rabu (7/11).
Di tahun-tahun sebelumnya, emiten dengan sandi FREN tersebut hanya dapat memasarkan produk kartu dan pulsa dengan terlebih dahulu menjual ponsel atau modem Andromax. Setahun terakhir, perangkat lain pun masuk ke frekuensi yang sama sehingga pasar kartu FREN bertambah.
Kondisi ini pula yang berimbas pada kenaikan kinerja perseroan sepanjang tahun berjalan. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, FREN membukikan kenaikan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Pada peridoe yang brakhir 30 September, FREN membukukan pendapatan sebesar Rp3,95 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,32 triliun. Pada periode tersebut, rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan yaitu Rp2,5 triliun, mengecil 11,1% secara yoy.
Merza menyampaikan kenaikan pendapatan perseroan yang paling tinggi di industri telekomunikasi tersebut merupakan dampak dari kenaikan volume penjualan perseroan, yang diakibatkan menggemuknya pasar perangkat.
“Sekarang ini, merek perangkat apapun bisa digunakan oleh FREN. Dengan adanya pasar ini, kami bisa fokus pada jaringan. Kami mau fokus memperkuat jaringan. Di daerah-daerah kami akan tambah BTS sebanyak mungkin,” ujar Merza.
Menurutnya, di tahun-tahun mendatang pasar operator masih akan berebut pelanggan dengan meningkatkan kualitas data. Baru-baru ini, Smartfren Telecom telah memegang restu pemegang saham untuk melakukan rights issue dan private placement guna menghimpun dana untuk keperluan ekspansi.
Hingga tahun depan, manajemen berharap dapat terus menekan kerugian karena suntikan dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membayar utang perseroan ke beberapa pihak seperti perbankan dan vendor.
“Sampai akhir tahun kami optimistis masih bisa tumbuh bagus, masih steady. Jumlah pendapatan kami juga naik terus,” katanya.
Komentar
Posting Komentar