google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham ELSA | 27 November 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham ELSA | 27 November 2018

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten minyak dan gas PT Elnusa Tbk. (ELSA) mengupayakan diversifikasi kontrak jasa untuk menghadapi penurunan harga minyak global. 

Investor Relations Elnusa Rifqi Budi Prasetyo mengatakan, sebagai pelaku industri jasa migas yang sudah dalam berdiri, perusahaan tentunya harus selalu siap dengan kondisi fluktuasi harga minyak mentah.

“Strategi kami cukup jelas dengan diversifikasi jasa. Jadi, kelengkapan jasa yang kami miliki tersebut membuat kami bisa lebih fleksibel dalam mengahdapi penurunan harga minyak,” tuturnya saat dihubungi, Senin (26/11/2018).

Elnusa memiliki kontrak jasa hulu migas, jasa transportasi dan distribusi energi di hilir, dan jasa penunjang migas. Total kontrak baru yang dikantongi sepanjang 10 bulan pertama 2018 mencapai Rp3 triliun.

Sampai akhir tahun, sambung Rifqi, perseroan masih mengincar sejumlah kontrak baru. Proyek yang diincar terutama jasa perawatan lapangan migas dan jasa perawatan operasional.

Sementara itu, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) berencana meningkatkan produksi pada 2019 dari empat aset, yakni Bentu, Selat Malaka, Tonga, dan Gebang.

Direktur & CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto menyampaikan, perseroan akan meningkatkan produksi migas melalui sejumlah aset yang sudah ada. Diharapkan pertumbuhan kinerja operasional dapat mengerek kinerja keuangan.

Dia menambahkan, perbaikan kinerja pada 2019 diperkirakan juga membaik karena stabilnya harga minyak global di level US$60—US$70 per barel. Untuk penjualan, perseroan menggunakan harga spot Indonesia Crude Price (ICP) yang pergerakannya mirip dengan minyak Brent.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...