Investor Relations Elnusa Rifqi Budi Prasetyo mengatakan, sebagai pelaku industri jasa migas yang sudah dalam berdiri, perusahaan tentunya harus selalu siap dengan kondisi fluktuasi harga minyak mentah.
“Strategi kami cukup jelas dengan diversifikasi jasa. Jadi, kelengkapan jasa yang kami miliki tersebut membuat kami bisa lebih fleksibel dalam mengahdapi penurunan harga minyak,” tuturnya saat dihubungi, Senin (26/11/2018).
Elnusa memiliki kontrak jasa hulu migas, jasa transportasi dan distribusi energi di hilir, dan jasa penunjang migas. Total kontrak baru yang dikantongi sepanjang 10 bulan pertama 2018 mencapai Rp3 triliun.
Sampai akhir tahun, sambung Rifqi, perseroan masih mengincar sejumlah kontrak baru. Proyek yang diincar terutama jasa perawatan lapangan migas dan jasa perawatan operasional.
Sementara itu, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) berencana meningkatkan produksi pada 2019 dari empat aset, yakni Bentu, Selat Malaka, Tonga, dan Gebang.
Direktur & CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto menyampaikan, perseroan akan meningkatkan produksi migas melalui sejumlah aset yang sudah ada. Diharapkan pertumbuhan kinerja operasional dapat mengerek kinerja keuangan.
Dia menambahkan, perbaikan kinerja pada 2019 diperkirakan juga membaik karena stabilnya harga minyak global di level US$60—US$70 per barel. Untuk penjualan, perseroan menggunakan harga spot Indonesia Crude Price (ICP) yang pergerakannya mirip dengan minyak Brent.
Komentar
Posting Komentar