BANK BJB SIAP BANTU PENDANAAN INFRASTRUKTUR DAERAH.
IQPlus, (14/11) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) menyatakan siap membantu pendanaan proyek pembangunan infrastruktur pemerintah daerah yang ada di Jawa Barat.
"Tentunya sebagai bank pembangunan daerah, sudah menjadi kewajiban kami untuk mendukung program-program pembangunan di Jawa Barat. Jadi ajakan dari Pak Gubernur menjadi angin segar bagi Bank BJB maupun pemerintah kabupaten kota," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan di Bandung, Rabu.
Menurut dia, Bank BJB memiliki produk khusus fasilitas kredit yang diberikan kepada pemerintah daerah dan selama ini sudah menyalurkan sejumlah fasilitas kredit pinjaman kepada pemerintah daerah.
Pinjaman tersebut diperuntukkan bagi proyek pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan daerah serta berkontribusi dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditas.
"Alhamdulillah kerja sama yang selama ini terjalin merupakan bentuk sinergi Bank.BJB dengan pemerintah daerah yang strategis. Hal ini mencerminkan komitmen bank.untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka pengembangan infrastruktur, khususnya pertumbuhan infrastruktur di Indonesia serta untuk meningkatkan perekonomian nasional," katanya.
Dia mengatakan di sisi lain, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan portofolio kredit Bank BJB di sektor produktif beserta potensi bisnis lainnya baik dari sisi funding maupun lending serta layanan perbankan lainnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil menilai pembangunan di Jawa Barat tidak bisa hanya mengandalkan APBD, namun juga perlu inovasi pendanaan yang dilakukan agar program pembangunan bisa maksimal.
"Di Jabar lima tahun ke depan bangun infrastruktur dengan pola KPBU. Saya sudah minta kepala daerah banyak minjem ke Bank BJB. BJB akhirnya jadi development bank," kata Gubernur Emil.
Gubernur Jabar juga akan mencoba memaksimalkan penggunaan dana umat untuk keperluan pembangunan.
Menurut data yang ada, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp200 triliun namun sejauh ini baru bisa terkumpul Rp20 triliun per tahun. (end/ar)
Komentar
Posting Komentar