google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham UNTR | 19 November 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham UNTR | 19 November 2018

UNTR: Earnings beat expectations

UNTR melanjutkan kinerja yang positif di 3Q18 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp22,2 triliun (+11,3% QoQ; +31,8% YoY) dan laba bersih Rp3,6 triliun (+21,9% QoQ; +62,2 YoY) sehingga membawa pendapatan di 9M18  sebesar Rp61,1 triliun, (+32,1% YoY), in-line dengan estimasi (Konsensus: 76,9%; PANS: 74,6%) dan total laba bersih menjadi Rp9,1 triliun (+60,9% YoY), diatas estimasi (Konsensus: 87,8%, PANS: 85,1%). Kinerja yang solid ini didorong oleh kombinasi dari perbaikan marjin serta peningkatan performa di semua segmen unit usaha (mesin konstruksi: +22,4% YoY; kontraktor penambangan: +36,2% YoY; pertambangan: +44,1% YoY; dan industri konstruksi: +40,3% YoY). Unit usaha mesin konstruksi berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan Komatsu sebanyak 3.681 unit (+34% YoY) seiring dengan cuaca di sekitar tambang dan harga batubara global Newcastle yang masih baik. Unit usaha kontraktor pertambangan, melalui anak usaha PAMA, mencatatkan pertumbuhan volume produksi batubara sebesar 90 juta ton (+9,8% YoY) didorong oleh kenaikan overburden removal menjadi 717 juta bcm (+22,1% YoY). Tuah Turrangga Agung, unit usaha pertambangan, juga mencatatkan pertumbuhan penjualan batubara sebanyak 5,8 juta ton (+14,5% YoY), dan Acset Indonusa, unit usaha industri konstruksi, mendapat kontrak baru hingga 9M18 sebesar Rp835 miliar rupiah (-88,32% YoY). Kami masih mempertahankan rekomendasi BUY saham UNTR dengan target harga Rp42.000/saham, didorong oleh (1) peningkatan kinerja UNTR di semua lini bisnisnya; (2) diversifikasi bisnis di pertambangan emas, coking coal, dan pembangkit listrik yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bisnis alat berat dan kontraktor penambangan; (3) neraca yang kuat dengan posisi net cash yang dapat mendukung diversifikasi bisnis kedepannya; serta (4) outlook pertambangan yang masih positif di 2019. Saat ini UNTR diperdagangkan pada PER 10,5x di 2019, 22,0% discount dibanding IHSG. *Transfer coverage from Adolf sutrisno to Iqbal Nurrahman

Kinerja di 3Q18 diatas estimasi dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp22,2 triliun (+11,3% QoQ; +31,8% YoY) dan laba bersih Rp3,6 triliun (+21,9% QoQ; +62,2 YoY) sehingga, membawa pendapatan di 9M18  sebesar Rp61,1 triliun, (+32,1% YoY), in-line dengan estimasi (Konsensus: 76,9%; PANS: 74,6%) dan total laba bersih menjadi Rp9,1 triliun (+60.9% YoY), diatas estimasi (Konsensus: 87,8%; PANS: 85,1%). Kinerja yang solid ini didorong oleh peningkatan pendapatan di semua segmen unit usaha serta perbaikan marjin. Unit usaha mesin konstruksi mencatat pendapatan Rp21,3 triliun (+22,4% YoY), unit usaha kontraktor penambangan: Rp28,9 triliun (+36.2% YoY), unit usaha pertambangan: Rp8,1 triliun (+44,1% YoY), dan unit usaha industri konstruksi: Rp2,7 triliun (+40,3% YoY).

Peningkatan kinerja operasional mendorong peningkatan pendapatan. Unit usaha mesin konstruksi di 9M18 mencatat volume penjualan alat berat komatsu sebanyak 3.681 unit (+34% YoY) yang didorong oleh cuaca dan harga batubara Newcastle yang masih baik. UD truk mencatatkan penjualan 624 unit (+28,7% YoY) dan Scania 683 unit (-10,4% YoY). Unit usaha kontraktor penambangan, melalui anak usaha PAMA, mencatat volume produksi batubara sebesar 90,3 juta ton (+9,6% YoY) dan overburden removal 716,6 juta bcm (+22,2% YoY) yang membuat strip ratio menjadi 8,0x. Unit usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) berhasil mencatatkan volume penjualan sebesar 5,8 juta ton (+15% YoY) sedangkan unit usaha industri konstruksi, Acset Indonusa mendapatan kontrak baru senilai Rp835 miliar (9M17: Rp7,2 triliun).

Rekomendasi BUY dengan target harga Rp42.000. Kami masih positif dengan kinerja UNTR kedepannya didorong oleh (1) peningkatan kinerja UNTR di semua lini bisnisnya, walaupun proyeksi manajemen untuk pertumbuhan di 2019 tidak akan sebesar di 2018. Proyeksi pertumbuhan penjualan alat berat komatsu +5% YoY di 2019F vs +25% YoY 2018F dan volume overburden removal  +7% YoY di 2019F vs +17% YoY 2018F. (2) Diversifikasi bisnis di pertambangan emas, coking coal, dan pembangkit listrik yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap bisnis alat berat dan kontraktor penambangan. Perlu diketahui manajemen memproyeksikan di 1Q19 bisnis pertambangan emas diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap perusahaan (3) Neraca yang kuat dengan posisi net cash yang dapat mendukung diversifikasi bisnis kedepannya. Hal ini tentu memudahkan rencana akuisisi pertambangan emas martabe yang akan menggunakan pinjaman bank. (4) Outlook pertambangan yang masih positif di 2019. Saat ini, UNTR diperdagangkan pada PER 10,5x di 2019, 22,0% discount dibanding IHSG.

Best Regards,
Panin Sekuritas


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...