LSIP: Higher production but price pressure still lingering
LSIP mencatatkan pendapatan di 3Q18 sebesar Rp1,1 triliun (+0,3% YoY; +24,1% QoQ) dan laba bersih sebesar Rp120 miliar (-17,2% YoY; +10,0% QoQ). Pertumbuhan secara QoQ ini didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO di 3Q18 sebesar 32% QoQ yang cukup meng-offset penurunan harga jual rata-rata CPO yang turun sebesar 12% QoQ. Meskipun demikian, pendapatan di 9M18 tercatat masih mengalami penurunan menjadi Rp2,9 triliun (-19,6% YoY), dibawah estimasi (PANS:68,8%; Cons: 66,7%; rata-rata 5 tahun: 72,3%), dan laba bersih di 9M18 tercatat sebesar Rp345 miliar (-39,8% YoY), dibawah estimasi (PANS:61,6%; Cons: 61,0%; rata-rata 5 tahun: 67,6%). Kinerja perusahaan di 9M18 yang kurang baik ini dikarenakan penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 10% YoY menjadi Rp7.435/kg dan penurunan volume penjualan CPO sebesar 8,6% YoY menjadi 291 kton akibat perbedaan waktu dalam realisasi persediaan CPO. Dari sisi operasional, produksi FFB inti dan CPO tumbuh 36,4% QoQ dan 38,9% QoQ di 3Q18, didorong oleh high crop cycle, sehingga produksi FFB inti dan CPO di 9M18 tumbuh 14,6% YoY dan 12% YoY, diatas target awal manajemen di 8-10% dan 5%. Kami memprediksi peningkatan volume penjualan CPO di 4Q18 yang didorong oleh realisasi persediaan CPO, namun produksi turun QoQ akibat lower crop cycle. Kami menurunkan rating LSIP ke HOLD (previously: BUY) dengan target harga Rp1.310/saham, didorong oleh hasil yang kurang positif ini, saat ini LSIP diperdagangkan di PER 13,4x di 2019, 1,6% discount jika dibandingkan peers.
Kinerja perseroan membaik di 3Q18. LSIP mencatatkan pendapatan di 3Q18 sebesar Rp1,1 triliun (+0,3% YoY; +24,1% QoQ) dan laba bersih sebesar Rp120 miliar (-17,2% YoY; +10,0% QoQ). Pertumbuhan secara QoQ ini didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO dan PK di 3Q18 sebesar 32% QoQ dan 79% QoQ menjadi 120 kton dan 34 kton. Meskipun demikian, hal ini sebagian di-offset oleh penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 12% QoQ ke level Rp6.845.
Laba bersih di 9M18 masih dibawah estimasi. Pendapatan di 9M18 tercatat masih mengalami penurunan menjadi Rp2,9 triliun (-19,6% YoY), dibawah estimasi (PANS:68,8%; Cons: 66,7%), dan laba bersih di 9M18 tercatat sebesar Rp345 miliar (-39,8% YoY), dibawah estimasi (PANS:61,6%; Cons: 61,0%). Kinerja perusahaan di 9M18 yang kurang baik ini didorong oleh: 1) penurunan volume penjualan CPO dan PK menjadi 291 kton (-8,6% YoY) dan 77 kton (-8,9% YoY), 2) penurunan harga jual rata-rata CPO dan PK ke level Rp7.435/kg (-10% YoY) dan Rp6.310/kg (-13% YoY). Penurunan volume penjualan CPO dikarenakan perbedaan waktu dalam realisasi persediaan CPO, sehingga kami memperkirakan volume penjualan CPO di 4Q18 akan mengalami peningkatan yang didorong oleh realisasi persediaan CPO. Selain itu, marjin laba bersih di 9M18 turun ke 12,0% (9M17: 16,0%), disebabkan oleh tekanan dari marjin laba kotor ke level 20,6% (9M17: 27,6%) dikarenakan meningkatnya production cost/kg perusahaan, seiring dengan kenaikan biaya dari fertilizer dan labor.
Produksi FFB meningkat signifikan di 3Q18. Produksi FFB inti perusahaan di 3Q18 mengalami peningkatan menjadi 448 kton (+24,3% YoY; +36,4% QoQ), produksi kuartalan tertinggi perseroan sejak 1Q16, sehingga produksi FFB inti di 9M18 tumbuh 14,6% YoY menjadi 1,1 juta ton, melebihi target awal manajemen di 8-10%. Selain itu, FFB yield perkebunan inti perseroan membaik di 12,4 ton/ha (9M17: 11,0 ton/ha).
Tekanan marjin laba kotor akibat peningkatan FFB purchased dari pihak eksternal. FFB purchased dari pihak eksternal meningkat di 3Q18 menjadi 150 kton (+39,6% YoY; +40,0% QoQ), sehingga FFB purchased di 9M18 tumbuh 3,9% YoY menjadi 331 kton. Sementara itu, FFB processed juga mengalami peningkatan di 3Q18 menjadi 596 kton (+27,2% YoY; +39,3% QoQ), sehingga FFB processed di 9M18 tumbuh 11,3% YoY menjadi 1,4 juta ton.
Produksi CPO mencapai level tertinggi di 3Q18. Produksi CPO di 3Q18 mengalami peningkatan menjadi 136 kton (+26,3% YoY; +38,9% QoQ), produksi kuartalan tertinggi perseroan sejak 1Q16, sehingga produksi CPO di 9M18 tumbuh sebesar 12% YoY menjadi 323 kton, diatas target awal manajemen di 5%, didorong oleh 1) pemulihan produksi FFB inti, 2) peningkatan FFB purchased pihak eksternal, serta 3) peningkatan OER ke 23,0% (9M17: 22,8%).
Rekomendasi HOLD dengan target harga Rp1.310. Kami memprediksi peningkatan volume penjualan CPO di 4Q18 yang didorong oleh realisasi persediaan CPO, namun produksi kami perkirakan akan turun QoQ akibat lower crop cycle. Kami menurunkan rating LSIP ke HOLD (previously: BUY) untuk LSIP dengan target harga Rp1.310/saham, didorong oleh hasil yang kurang positif ini, saat ini LSIP diperdagangkan di PER 13,4x di 2019, 1,6% discount jika dibandingkan peers. Risiko terhadap rekomendasi kami: gangguan produksi CPO akibat cuaca buruk dan volatilitas harga global CPO.
Best Regards,
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar