- Di 3Q18, SCMA membukukan laba bersih IDR352.4bn (+ 39% YoY). Secara kumulatif, bottom line 9M18 mencapai IDR1.19tr, inline dengan prediksi kami, tetapi dibawah estimasi konsensus (72% run rate) .
- Selain biaya Asian Games 2018, perusahaan juga membukukan biaya program TV lebih tinggi di Indosiar terkait dengan Liga 1 Gojek dan AFF. Selain itu, IVM juga membuat FTV baru Azab untuk prime time, dengan tayangan ulang di waktu non-prime. Biaya pemrograman AFF tidak berulang, tetapi menurut kami, biaya untuk FTV akan berulang. Kami yakin seri baru ini telah membantu mendorong all time audience share IVM. Pada bulan September, IVM mencatat all time audience share sebesar 18% (dibandingkan SCTV 15.4% dan RCTI 16.1%). Dikarenakan FTV ini, margin kotor IVM menurun menjadi 52.4% di 3Q18 (vs 54.7% di 2Q18), mengingat adanya efek lagging ke pendapatan.
- Kami merevisi perkiraan laba 2019, mengingat biaya pemrograman IVM yang lebih tinggi pada tahun 2019. Sementara itu, untuk top line, kami sedikit memangkas perkiraan kami karena sentimen global, yang mungkin mengurangi margin perusahaan FMCG dan dengan demikian membuat mereka mengurangi belanja iklan. Pada 3Q18, SCMA melihat penurunan pembelanjaan iklan dari FMCG multinasional serta perusahaan tembakau. Namun, belanja iklan e-commerce dan FMCG lokal, seperti Mayora, bertahan dengan cukup baik.
- Kami roll forward basis valuasi kami ke 2019F, tetapi kami memangkas target harga kami menjadi IDR1,650 dan menurunkan rating menjadi Hold. (Ilustrasi selengkapnya dapat dibaca https://goo.gl/ucZrr7)
Komentar
Posting Komentar