Mulai 29 September 2018 lalu, tarif Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) naik dari Rp 9.500 menjadi satu tarif yakni Rp 15.000. Kenaikan tarif tol ini, diyakini akan meningkatkan kinerja emiten pengelola tol. Salah satunya PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe menilai, kinerja JSMR masih moncer di tahun ini dan tahun depan. Apalagi, ada beberapa tol baru yang bisa mendongrak kinerja pengelola tol ini. Ditambah kenaikan tarif tol JORR. “Intinya selama pengelola membangun tol, dan beroperasional maka pendapatan akan naik,” ujar Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Kamis (4/10).
Kiswoyo memproyeksikan pendapatan dan laba JSMR tahun ini naik 10% dari tahun lalu. Menurutnya, sejauh ini JSMR masih mampu menjaga kinerja meski banyak operator tol lain yang mengerjakan proyek baru. "Ini karena JSMR selalu mengincar ruas tol yang gemuk dan mematok return on equity (ROE) setidaknya 20% dari setiap proyek," ujar Kiswoyo.
Sekedar informasi saja, di semester satu lalu, pendapatan tol JSMR naik sekitar 8,91% menjadi Rp 4,34 triliun. Namun, laba perusahaan ini hanya naik satu digit sebesar 3% dari Rp 1,02 triliun menjadi Rp 1,05 triliun. “Naiknya pendapatan karena lebaran baru selesai. Biasanya pendapatan akan naik lagi akhir tahun, dimana liburan nanti tol akan banyak diisi mobil,” imbuhnya.
Kiswoyo pun merekomendasi beli saham JSMR dengan target harga Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per saham. Kemarin, harga saham JSMR turun 1,37% menjadi Rp 4.330 per saham.
Andreas Kristo Saragih, analis Kresna Sekuritas juga menyarankan beli saham JSMR dengan target harga Rp 5.475 per saham.
https://investasi.kontan.co.id/news/tarif-jorr-naik-ini-rekomendasi-saham-jasa-marga-jsmr
Komentar
Posting Komentar