google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham IPCC | 24 Oktober 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham IPCC | 24 Oktober 2018


IPCC: The only dedicated car terminal in Indonesia

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) merupakan anak perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) yang didirikan pada 5 November 2012 yang bergerak di bidang bisnis jasa pelayanan terminal kendaraan di pelabuhan, dimana IPCC menjadi terminal untuk kendaraan (mobil & alat berat) sebelum diekspor/impor atau dikirim secara domestik. Total pendapatan IPCC didominasi oleh mobil (62%), alat berat (34%), spare parts (3%), selain itu pengaruh dari ekspor dan impor juga terlihat dari segmen IPCC berdasarkan tujuan yang didominasi oleh international (93%) dan nasional (7%). Pendapatan IPCC dipengaruhi oleh besarnya tarif yang disepakati oleh dua belah pihak yaitu: IPCC dan asosiasi pengguna jasa pelabuhan dimana kenaikan tarif disesuaikan berdasarkan inflasi, selain itu, penetapan tarif juga dibatasi maksimal 25% dari biaya pokok produksi, kami melihat mekanisme ini menghapus kekhawatiran akan tekanan untuk marjin kedepannya. Dari tahun 2015-17, IPCC mencatatkan kinerja yang positif, dimana secara CAGR 2015-17, pendapatan naik 30,7%, sementara laba bruto dan laba bersih juga tumbuh signifikan, naik sebesar 32,6% & 37,8%. Kami melihat prospek yang positif untuk IPCC didorong oleh: (1) struktur monopoli perusahaan (2) Masih adanya ruang ekspansi perusahaan didukung oleh neraca yang kuat dengan posisi net cash serta (3) membaiknya ekspor & impor kedepannya didorong oleh multiplier effect dari program infrastruktur dan berkurangnya tekanan dari perekonomian global. Secara valuasi, saat ini IPCC diperdagangkan cukup atraktif di PE 10,6x di 2018, 42% discount dibandingkan JAKINFR Index.

Pendapatan dipengaruhi oleh volume ekspor dan impor. IPCC bergerak di bidang bisnis jasa pelayanan terminal kendaraan di pelabuhan, dimana IPCC menjadi terminal untuk kendaraan (mobil & alat berat) sebelum diekspor/impor atau dikirim secara domestik. Total pendapatan IPCC didominasi oleh mobil (62%), alat berat (34%), spare parts (3%), selain itu pengaruh dari ekspor dan impor juga terlihat dari segmen IPCC berdasarkan tujuan yang didominasi oleh international (93%) dan nasional (7%). Kami melihat tren ekspor dan impor akan membaik di jangka panjang, walaupun secara jangka pendek masih akan dipengaruhi oleh: (1) volatilitas nilai tukar (2) ketidakpastian dari perang dagang, perbaikan jangka panjang ini akan didorong oleh: (1) multiplier effect dari proyek infrastruktur (2) Membaiknya daya beli masyarakat dan investasi masyarakat kedepannya, patut dicermati bahwa di 2013-17, volume ekspor dan impor  mobil Indonesia mengalami penurunan -0,39% akan tetapi volume ekspor dan impor alat berat, truk & bis, serta spare parts mengalami kenaikan rata-rata sebesar 53% ,51%, dan 35% secara berturut-turut.

Mekanisme tarif ditentukan berdasarkan kesepakatan dua belah pihak. Pendapatan IPCC dipengaruhi oleh besarnya tarif yang disepakati oleh dua belah pihak yaitu: IPCC dan asosiasi pengguna jasa pelabuhan, dimana berdasarkan Permenhub No.6/2013, negosiasi tarif pelayanan kepelabuhanan akan mengalami penyesuaian 2 tahun sekali, dengan potensi kenaikan tarif berdasarkan inflasi. Selain itu, penetapan tarif juga dibatasi maksimal 25% dari biaya pokok produksi sesuai dengan Permenhub No.95/2015, mekanisme ini menghapus kekhawatiran akan tekanan untuk marjin kedepannya. Selain itu struktur IPCC yang dikategorikan sebagai monopoli, akan menjadi competitive advantage, karena tidak adanya tekanan kompetisi. Patut diketahui bahwa, secara volume ekspor dan impor, untuk segmen mobil, alat berat, truk dan bis di Indonesia terbesar berada di Pelabuhan Tanjung Priok, dimana pelabuhan ini hanya dikelola oleh PELINDO II, yang merupakan induk dari IPCC.

Pertumbuhan diatas rata-rata industri. Dari tahun 2015-17, IPCC mencatatkan kinerja yang positif, dimana secara CAGR 2015-17, pendapatan naik 30,7%, sementara laba bruto dan laba bersih juga tumbuh signifikan, naik sebesar 32,6% & 37,8%, pertumbuhan yang signifikan ini didorong oleh: (1) Membaiknya harga komoditas dan program infastruktur yang mendorong penjualan heavy equipment. Berdasarkan leverage level, neraca cukup kuat, dimana IPCC mencatatkan posisi net cash. Kami melihat tren pertumbuhan yang positif kedepannya didorong oleh penandatanganan sejumlah kesepakatan (MoU) untuk mengelola terminal bongkar muat di Lampung, Makassar, Samarinda, Pontianak dan Bangka. Diversifikasi ini akan membantu untuk mengurangi ketergantungan IPCC terhadap ekpor dan impor kendaraan.

Outlook positif didorong oleh membaiknya ekspor & impor. Kami melihat prospek yang positif untuk IPCC didorong oleh: (1) struktur monopoli perusahaan (2) Masih adanya ruang ekspansi perusahaan didukung oleh neraca yang kuat dengan posisi net cash serta (3) membaiknya ekspor & impor kedepannya didorong oleh multiplier effect dari program infrastruktur dan berkurangnya tekanan dari perekonomian global. Secara valuasi, saat ini IPCC diperdagangkan cukup atraktif di PE 10,6x di 2018, 42% discount dibandingkan JAKINFR Index.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d