Automotive: Modest recovery in third quarter
Gaikindo menunjukan rilis data yang positif untuk 4W, dimana penjualan 4W di Sep-18 tercatat sebesar 93k unit, -8,9% mom; +6,2% yoy, walaupun melemah secara bulanan, namun rilis data tumbuh positif secara kuartalan, tercatat +303k unit di 3Q18, +12% yoy. Sementara itu, di segmen 4W, ASII mencatatkan perbaikan, dimana penjualan 4W di Sep-18 tercatat sebesar 50k unit, -3% mom; +11% yoy, dengan penjualan di 3Q18, tercatat sebesar 156k unit, +7,4% yoy dan kumulatif 9M18 di 424k unit, -4,4% yoy, walaupun secara kumulatif masih negatif, namun tren pertumbuhan mengalami perbaikan (3M18: -12,1% yoy), ini didukung oleh perbaikan di segmen Toyota berasal dari positifnya launching dari Toyota CH-R, Vios dan Rush. Namun kami masih melihat tekanan kedepannya disebabkan oleh agresifnya penjualan dari Mitsubishi, melalui Xpander. Secara historis ada korelasi yang positif antara pelemahan nilai tukar Rupiah dan oil terhadap penjualan 4W dan 2W, dimana di periode 2009-18, korelasi untuk 4W: 0,56x dan 2W: 0,41x, sedangkan untuk oil, 4W:0,55x dan 2W: 0,41x, sehingga kombinasi pelemahan Rupiah dan kenaikan harga oil akan berdampak negatif terhadap sektor otomotif. Kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor otomotif, disebabkan tekanan kenaikan oil price dan juga pelemahan Rupiah akan memberikan tekanan untuk volume dan margin di segmen otomotif. Kami masih merekomendasikan BUY untuk ASII dengan TP: Rp8.700, didorong oleh diversifikasi ke segmen non-otomotif yang menjadi cushion ketika Rupiah mengalami depresiasi. Saat ini ASII diperdagangkan di PE 12,4x di 2019, 7,5% discount terhadap IHSG.
Penjualan mobil membaik di 3Q18. Gaikindo menunjukan rilis data yang positif untuk 4W, dimana penjualan 4W di Sep-18 tercatat 93k unit, -8,9% mom; +6,2% yoy, walaupun melemah secara bulanan, namun tumbuh positif kuartalan, sebesar +303k unit di 3Q18, +12% yoy. Ini membawa data kumulatif di 9M18 sebesar 856k unit, +6,5% yoy. Di segmen LCGC masih melemah, sebesar 15k unit, -13,1% mom; -13,6% yoy, sehingga secara kuartalan hanya sebesar 54k unit, -9,2% yoy dan kumulatif di 9M18 sebesar 169k unit, -6,1% yoy.
Pangsa pasar ASII menunjukan perbaikan. Di segmen 4W, ASII mencatatkan perbaikan, dimana penjualan 4W di Sep-18 tercatat sebesar 50k unit, -3% mom; +11% yoy, dimana di 3Q18, tercatat sebesar 156k unit, +7,4% yoy dan kumulatif 9M18 sebesar 424k unit, -4,4% yoy, walaupun secara kumulatif masih menunjukan penurunan, namun tren pertumbuhan mengalami perbaikan (3M18: -12,1% yoy), dengan pangsa pasar naik ke 53,6% di Sep-18 (Sep-17: 51,2%). Kami melihat perbaikan ini didorong oleh perbaikan di segmen Toyota, didukung oleh positifnya launching dari Toyota CH-R, Vios dan Rush. Namun kami masih melihat tekanan kedepannya didorong oleh agresifnya penjualan dari Mitsubishi, melalui Xpander, dimana penjualan wholesale Xpander mengalahkan Avanza, dengan 6.276 unit di September (Avanza: 6.151 unit) yang mendorong market share Mitsubishi naik signifikan ke 17,8% di Sept-18 (Sept-17: 10,1%). Permintaan yang kuat untuk Xpander, ini direspon dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 220k unit/ tahun di 2020 (saat ini: 160k unit/tahun) dan produksi Xpander akan ditingkatkan ke 160k unit/ tahun (saat ini: 115k unit/ tahun), peningkatan kapasitas ini dapat memberikan ancaman terhadap pangsa pasar ASII.
Dampak negatif dari pelemahan nilai tukar dan kenaikan harga oil untuk segmen otomotif. Secara historis ada korelasi yang positif antara pelemahan nilai tukar Rupiah dan juga penjualan 4W dan 2W, dimana di 2009-18, korelasi untuk 4W: 0,56x dan 2W: 0,41x, didorong oleh beberapa komponen bahan baku otomotif masih diimpor walaupun sudah dirakit di Indonesia, namun dampak ini akan minim untuk segmen 2W, karena komponen bahan baku lokal sebesar 95-99%, sedangkan untuk 4W adalah sebesar 75-94%, namun patut diwaspadai juga bahwa local content disupply oleh local vendor yang memiliki eksposur terhadap nilai tukar. Kami melihat, kenaikan nilai tukar akan berdampak terhadap kenaikan biaya produksi, sehingga sektor otomotif akan menaikan harga yang dapat mengakibatkan penurunan volume, kenaikan USD sudah direspon oleh ASII yang telah menaikan harga di periode September-Oktober 2018, dengan range 1-3%. Patut diketahui juga bahwa kenaikan harga oil akan memberikan dampak negatif untuk segmen otomotif, dengan korelasi untuk 4W:0,55x dan 2W: 0,41x.
Rekomendasi NEUTRAL didorong dampak negatif dari oil price dan pelemahan Rupiah. Meskipun rilis data membaik di 3Q18, yang menghapus kekhawatiran akan melemahnya daya beli masyarakat, namun kami melihat tekanan kenaikan oil price dan pelemahan Rupiah akan memberikan tekanan untuk sektor otomotif. Kami masih merekomendasikan BUY untuk ASII dengan TP: Rp8.700, didorong diversifikasi ke segmen non-otomotif yang menjadi cushion ketika Rupiah mengalami depresiasi. Ini terlihat bahwa sejak 2008-18, ketika Rupiah mengalami depresiasi sebesar 32,9%, gross margin hanya turun -0,8% dengan net margin relatif flat. Saat ini ASII diperdagangkan di PE 12,4x di 2019, 7,5% discount terhadap IHSG.
Panin Sekuritas
Komentar
Posting Komentar