google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham LPKR | Peringkat Moody's untuk PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) Turun Langsung ke konten utama

Saham LPKR | Peringkat Moody's untuk PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) Turun


Moody’s Investor Service memutuskan menurunkan peringkat korporasi dan surat utang PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dari B2 menjadi B3 dengan tetap mempertahankan outlook negatif, artinya masih terbuka peluang penurunan peringkat lebih lanjut dalam 12 bulan ke depan.

Surat utang yang dimaksud yakni obligasi yang diterbitkan oleh Theta Capital Ptd. Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki LPKR. Obligasi ini dijamin oleh LKPR dan beberapa anak perusahaannya yang lain.

Jacintha Poh, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody, mengatakan bahwa penurunan peringkat mencerminkan ekspektasi Moody’s bahwa arus kas operasi LPKR di tingkat perusahaan induk akan melemah lebih lanjut dalam 12-18 bulan ke depan.

“Sehingga, kemampuan perusahaan untuk melayani kewajiban pembayaran utangnya akan tergantung pada kemampuannya untuk melakukan penjualan aset," kata Jacintha dalam keterangan resmi, Rabu (19/9/2018).

Adapun, LPKR baru saja mengumumkan penjualan 100% saham dalam Bowsprit Capital Corporation Limited, yang mana memiliki 7% First REIT, untuk OUE Limited dan OUE Lippo Healthcare Limeted senilai SGD99 juta.

Selain itu, LPKR juga melepas 10,6% sahamnya di First REIT menjadi anak perusahaan tidak langsung yang dimiliki sepenuhnya oleh OUE Lippo Healthcare Limited senilai SGD103 juta.

"LPKR akan menerima peningkatan likuiditas sebesar 202 juta dolar Singapura (setara Rp2,2 triliun) pada November 2018, jika penjualan selesai. Namun, penjualan ini tidak mengatasi pelemahan fundamental dari arus kas operasi LPKR," kata Poh.

Poh mengatakan, pihaknya juga memperkirakan bahwa likuiditas tambahan hanya akan cukup untuk menutupi kebutuhan kas perusahaan sampai September 2019 mengingat burn rate kas perusahaan sekitar Rp1,1 triliun pada 2018 dan sekitar Rp1,3 triliun pada 2019.

Moody's berekspektasi LPKR akan terus mengalami arus kas operasi negatif di tingkat perusahaan induk. Maksudnya, total arus kas konsolidasi tidak termasuk arus kas dari anak perusahaan emiten, PT Siloam International Hospitals Tbk. dan PT Lippo Cikarang Tbk, tetapi termasuk arus kas antar perusahaan (dividen dan hasil dari penjualan aset) - selama 12-18 bulan ke depan.

Ekspektsi Moody terhadap arus kas operasi negatif di tingkat perusahaan induk didorong oleh, pertama, penjualan inventaris pemasaran yang leman. Kedua, penurunan pendapatan manajemen aset akibat penjualan Bowsprit Capital Corporation, pengelola First REIT Limited.

Ketiga, penurunan arus kas dividen dari perusahaan investasi real estat yang terdaftar di Singapura karena berkurangnya saham dalam First REIT dan dividen yang lebih lemah per unit dari Lippo Malls Indonesia Retail Trust.

Keempat, biaya bunga yang lebih tinggi atas utang dolar AS sebagai akibat dari melemahnya rupiah Indonesia terhadap dolar AS dan tingginya biaya utang perseroan.

Lebih lanjut, Lippo Karawaci tetap terbuka terhadap risiko refinancing karena tidak cukupnya likuiditas untuk mengatasi total hutangnya yang jatuh tempo pada tahun 2018 dan 2019.

Per 31 Maret 2018 - dan proforma untuk pembiayaan kembali sebagian dari pinjaman sindikasi dengan UBS AG dan Deutsche Bank - Lippo Karawaci memiliki sekitar Rp1,3 triliun utang yang jatuh tempo pada tahun 2018 dan 2019.

Ini termasuk Rp590 miliar pinjaman bank dengan berbagai bank lokal yang jatuh tempo pada 2018 dan 2019; dan sisa US$50 juta pinjaman sindikasi dengan UBS AG dan Deutsche Bank yang semula jatuh tempo pada bulan September 2018, tetapi telah diperpanjang hingga April 2019.

Outlook negatif mencerminkan ketidakpastian seputar pelaksanaan penjualan aset Lippo Karawaci, yang dapat mengakibatkan memburuknya likuiditas perusahaan induk selama 12-18 bulan ke depan.

Mengingat outlooknya negatif, peringkat Lippo Karawaci tidak mungkin ditingkatkan dalam 12-18 bulan ke depan. Outlook tidak akan kembali stabil selama kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya bergantung pada kemampuannya untuk melakukan penjualan aset.

Peningkatan dalam bisnis pengembangan properti inti perusahaan dengan peluncuran proyek yang sukses yang menghasilkan arus kas operasi yang lebih tinggi di tingkat perusahaan induk dapat membendung tekanan penurunan peringkat.

Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan lebih lanjut jika arus kas operasi terus memburuk di tingkat perusahaan induk dan mengakibatkan melemahnya likuiditas Lippo Karawaci.

Situasi ini bisa timbul jika perusahaan gagal untuk mengeksekusi penjualan aset lebih lanjut setidaknya Rp2,0 triliun selama 6 bulan ke depan. Peringkat obligasi LPKR juga dapat diturunkan jika utang terjadi pada anak perusahaannya.
http://market.bisnis.com/read/20180920/192/840211/ini-alasan-moodys-turunkan-peringkat-lippo-karawaci-lpkr-jadi-b3

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...