PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) kian ekspansif di bisnis kelistrikan melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan energi baru terbarukan (EBT).
Presiden Direktur Barito Pacific Agus Salim Pangestu menyampaikan, proyek kelistrikan perusahaan masih berjalan sesuai perencanaan di tengah rencana penundaan sejumlah proyek sejenis. Penundaan itu dilakukan sehubungan upaya pemerintah membatasi impor.
“Proyek kelistrikan kami masih berjalan sesuai rencana, belum ada yang di-hold,” ujarnya, Kamis (13/9/2018).
Barito Pacific lewat enitas anak, yakni PT Barito Wahana Lestari dan anak usaha PT Indonesia Power, yakni PT Putra Indotenaga telah membentuk usaha patungan PT Indo Raya Tenaga dengan komposisi kepemilikan saham 49:51. Indo Raya Tenaga akan membangun PLTU Jawa 9 dan Jawa 10 dengan kapasitas 2x1.000 megawatt.
Selain itu, sejak 7 Juni 2018 perusahaan merampungkan akuisisi Star Energy, yang memiliki tiga Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) berkapasitas 875MW. Perinciannya, Wayang Windu sebesar 227 MW, PLTPB Salak 377 MW, dan PLTPB Darajat 271 MW.
Agus menyebutkan, financial close proyek PLTU Jawa 9&10 senilai US$3,1 miliar dapat dirampungkan pada semester I/2019. Saat ini, perseroan sudah mendapatkan penawaran pendanaan dari sejumlah perbankan.
“Ini proyek yang sangat penting bagi kami. Ada penawaran dari sejumlah bank, walaupun bunganya agak tinggi karena tren suku bunga bank sentral yang naik,” ujarnya.
Di samping itu, pada Senin (10/9/2018), dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan, Indo Raya Tenaga dan Doosan Heavy Industri & Construction melakukan perjanjian Engineering Procurement Construction (EPC) PLTU Jawa 9&10. Diperkirakan proyek ini dapat beroperasi pada 2023.
http://market.bisnis.com/read/20180913/192/838163/barito-pacific-brpt-kian-ekspansif-di-bisnis-listrik
Komentar
Posting Komentar