google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham ADHI | PT Adhi Karya (Persero) Tbk Andalkan Proyek Ini 2018 Langsung ke konten utama

Saham ADHI | PT Adhi Karya (Persero) Tbk Andalkan Proyek Ini 2018


Proyek konstruksi dan properti, yang mayoritas terdiri atas transit oriented development, diyakini PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan menjaga tren pertumbuhan kinerja keuangan perseroan sampai dengan akhir 2018.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2018, yang dipublikasikan perseroan, Rabu (26/9), Adhi Karya mengantongi pendapatan Rp6,08 triliun. Jumlah tersebut naik 17,33% dari Rp5,18 triliun pada semester I/2017.

Beban pokok pendapatan mengalami kenaikan lebih rendah secara tahunan. Tercatat, beban pokok pendapatan naik 12,50% dari Rp4,58 triliun menjadi Rp5,15 triliun.

Adapun, laba kotor yang dikantongi naik 54,33% secara tahunan pada semester I/2018. Nilai yang dibukukan naik dari Rp598,33 miliar pada semester I/2017 menjadi Rp923,42 miliar.

Dengan demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk emiten berkode saham ADHI tercatat tumbuh 61,98% secara tahunan. Pencapaian Rp131,31 miliar pada semester I/2017 naik menjadi Rp212,70 per 30 Juni 2018.

Di sisi lain, total aset yang dimiliki perseroan, per 30 Juni 2018, turun 6,46% dari posisi 31 Desember 2017 menjadi Rp26,50 triliun. Kondisi serupa terjadi untuk total liabilitas yang turun 8,49% menjadi Rp20,55 triliun.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan proyek infrastruktur masih menopang kinerja keuangan perseroan sampai dengan semester I/2018. Selain sektor tersebut, proyek gedung juga mendorong pencapaian yang diraih hingga 30 Juni 2018.

Budi menyatakan optimistis akan menjaga tren pertumbuhan tersebut hingga akhir 2018. Apalagi, kontrak dihadapi atau order book yang dimiliki menurutnya mampu menopang target perseroan.

“[Penopang kinerja sampai akhir 2018] selain konstruksi ada properti yang sebagian besar transit oriented development [TOD],” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/9).

Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, dari sisi kontribusi lini bisnis pada perolehan kontrak baru Agustus 2018, sektor konstruksi dan energi berkontribusi sebesar 89,9%. Selanjutnya, sektor properti berkontribusi 9,1% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Adapun, berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah tercatat 21,5%, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 31,5%, dan swasta atau lainnya 47,0%.

Untuk tipe pekerjaan, proyek gedung mendominasi dengan 77,3%, jalan dan jembatan 8,6%, dan infrastruktur lainnya 14,0%.

//TOD//

Terkait dengan bisnis TOD, Budi menjelaskan bahwa entitas anak, PT Adhi Commuter Properti (ACP) akan mengembangkan properti pada jalur light rail transit. Modal ekuitas yang dimiliki senilai Rp3 triliun dalam bentuk dana dan lahan.

“Perkiraaan nilai properti yang akan dikembangkan sekitar Rp59 triliun yang akan terjual dalam waktu 8 tahun,” jelasnya.

Budi mengungkapkan jenis properti yang akan dikembangkan cukup beragam seperti apartemen, rumah tapak, mall, sekolah, rumah sakit, serta kebutuhan masyarakat lainnya. Salah satu proyek yang kini ditangani oleh ACP yakni LRT City.

Lebih lanjut, Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi M. mengatakan perseroan, lewat ACP, akan mengembangkan 10 TOD dalam jangka waktu 12 tahun. Nilai kapitalisasi seluruh proyek tersebut mencapai Rp59 triliun.

Untuk pengembangan bisnis tersebut, Entus menuturkan emiten berkode saham ADHI itu telah memberikan modal Rp1,1 triliun dalam bentuk tanah. Sampai akhir 2018, perseroan akan menambah penyertaan dalam bentuk tunai senilai Rp900 miliar.

Dari total nilai kapitalisasi proyek yang dibidik, sambungnya, jumlah dana penyertaan dana atau chip in akan berkisar 20%—30%. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi oleh ACP dari berbagai sumber.

Setelah mendapatkan suntikan Rp2 triliun dari ADHI, Entus menyebut ACP akan menghimpun dana segar dari penawaran umum perdana saham (IPO). Menurut mandat saat dilakukannya spin off, entitas anak tersebut disebut akan melantai di bursa satu tahun setelah pemisahan.

“ACP akan mencari dana sendiri mulai dari IPO, rights issue, dan instrumen pendanaan lain,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa proyek TOD memiliki potensi yang besar ke depan. Hal tersebut sejalan dengan kian terbatasnya ketersediaan hunian di Jakarta.

“TOD mixed used mulai dikembangkan di mana-mana. Ke depan, TOD juga bisa menjadi sumber recurring income,” imbuhnya.

Sebagai catatan, ADHI melakukan spin off ACP pada Mei 2018. Ditargetkan, proses IPO dapat ditempuh satu tahun setelah didirikan.

Rencananya, jumlah saham yang akan dilepas oleh ACP ke publik sebesar 30% dengan nilai emisi di kisaran Rp1 triliun-Rp1,5 triliun. Adapun, porsi saham yang akan dilepas di kisaran 30%—40%.
http://market.bisnis.com/read/20180927/192/842695/proyek-ini-akan-topang-kinerja-adhi-karya-adhi-pada-tahun-ini

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Rekomendasi Saham MEDC, JSMR dan ELSA oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Technical Insight Oktober 26, 2023 (tasrul@miraeasset.co.id) IHSG Daily, 6,834.39 (+0.41%), consolidation, daily trading range 6,816 – 6,878. Critical level di 6,700. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator Wiiliam%R optimized mulai bergerak naik dan indeks ini masih berada di bawah center line band pada Bollinger Bands Optimized. Pada periode weekly, indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan Stochastic%D masih cenderung konsolidasi dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan supply berada atas level saat ini. MEDC Daily, 1,395 (-5.10%), trading buy, TP 1,600 (+14.69%), daily trading range 1,375 – 1,450. Cut loss level di 1,400. Koreksi indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator William%R optimized masih terlihat namun mulai terbatas. Harga saat ini berada di bawah center line pada Bollinger Bands optimized sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan sisi supply berada di atas level saat i...