Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengungkapkan memiliki rencana investasi. Saat ini, emiten berkode saham ADHI itu telah mengajukan sebagai pemrakarsa beberapa proyek.
Pertama, proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) dari Bendungan Karian, Banten. Fasilitas tersebut nantinya akan mengalirkan air untuk Tangerang Selatan dan Jakarta.
Kedua, proyek jaringan kereta Jakarta loop line atau lingkar kota dengan panjang mencapai 22 kilometer. Ketiga, jalan tol Solo—Yogyakarta—Kulon Progo.
“[Investasi yang dikucurkan] rencananya Rp5 triliun sampai dengan awal tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (12/9).
Untuk mendanai rencana investasi tersebut, sambungnya, ADHI akan menggunakan dana dari internal dan pinjaman. Komposisi kedua sumber tersebut masing-masing 35% dan 65%.
Secara terpisah, Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi M. mengatakan pihaknya selektif dalam memilih proyek investasi. Untuk jalan tol misalnya, ADHI mengincar ruas dengan internal rate of return (IRR) tinggi.
“Kami memprakarsai ruas Solo—Yogyakarta—Kulon Progo yang jelas memiliki IRR tinggi,” paparnya.
Dengan memilih ruas tol dengan IRR tinggi, Entus menilai akan memberikan prospek bagi ADHI ke depan. Artinya, akan banyak investor yang mengincar apabila perseroan melepas kepemilikan di ruas tersebut.
Dia mengungkapkan ADHI mengincar pekerjaan konstruksi dari proyek-proyek yang dibidik. Dengan demikian, perseroan tidak akan menjadi pemegang saham mayoritas atau pemilik.
Terkait dengan rencana penggalangan dana, Entus menambahkan pihaknya belum berencana menerbitkan obligasi pada semester II/2018. Menurutnya, emisi akan dilakukan pada tahun depan sesuai dengan kebutuhan investasi perseroan.
Berdasaran laporan keuangan kuartal I/2018, Adhi Karya mengantongi pendapatan Rp3,14 triliun. Jumlah tersebut naik 39% dari kuartal I/2017 Rp2,24 triliun.
Dari situ, ADHI mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk Rp73,28 miliar pada kuartal I/2018. Pencapaian itu naik signifikan 282,86% dari periode yang sama tahun lalu Rp19,14 miliar.
Di sisi lain, arus kas ADHI tercatat positif Rp2,01 triliun pada kuartal I/2018. Kondisi itu berbanding terbalik dengan periode yang sama sebelumnya di mana arus kas perseroan minus Rp996,95 miliar.
Sampai dengan Juli 2018, ADHI mengantongi total kontrak baru Rp7,45 triliun. Jumlah itu setara dengan 31,97% dari target kontrak baru yang dipasang Rp23,3 triliun pada tahun ini.
Adapun, komposisi kontrak baru terbesar masih berasal dari lini bisnis konstruksi dan engineering, procurement, dan construction sebesar 90%. Posisi selanjutnya ditempati oleh pekerjaan properti sebesar 8%.
Dari sumber pendanaan, sektor swasta berkontribusi paling besar dengan 48%. Sementara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 35% dan pemerintah 17%.
http://market.bisnis.com/read/20180913/192/837712/adhi-karya-adhi-gelontorkan-rp5-triliun-untuk-investasi
Komentar
Posting Komentar