Pengembang kawasan industri terpadu Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk. mencatatkan marketing sales lahan industri sebesar 21,7 hektar sepanjang periode Januari-Juni 2018, atau yang tertinggi di pangsa pasar penjualan lahan industri.
Emiten dengan kode saham DMAS ini memiliki keunggulan kompetitif sebagai kawasan terpadu modern berbasis industri dengan fasilitas dan infrastruktur yang komprehensif.
“Hal ini mengokohkan kembali posisi DMAS sebagai pemimpin di sektor pengembang kawasan industri dalam beberapa tahun terakhir,” kata Tondy Suwanto, Direktur Puradelta Lestari, dalam siaran pers, Selasa (11/9/2018).
Pada semester pertama 2018, DMAS berhasil meraih marketing sales total senilai Rp561 miliar dari penjualan lahan industri, lahan komersial, maupun produk hunian, atau sekitar 45% dari target marketing sales DMAS tahun ini Rp1,25 triliun.
Tondy mengatakan, DMAS meyakini dapat meraih target penjualan tersebut. Optimisme ini didukung oleh tingginya permintaan yang diterima perseroan seluas sekitar 100 hektar.
Permintaan yang tinggi itu berasal dari perusahaan otomotif maupun non-otomotif dan sebagian besar merupakan perusahaan-perusahaan asing. Menurut Tondy, hal ini mengindikasikan minat investasi asing di dalam negeri masih tinggi.
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas industri serta akselerasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah, DMAS terus mengembangkan kawasan residensial yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung.
Berbagai tenant komersial ternama, seperti sekolah, rumah sakit, chain restaurant, dan SPBU, telah berinvestasi dan beberapa di antaranya telah beroperasi di Kota Deltamas.
Di samping itu, seiring meningkatnya jumlah ekspatriat Jepang di kawasan industri Kota Deltamas, saat ini tengah dibangun Japanese School dengan kurikulum pendidikan Jepang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak ekspatriat Jepang di kawasan Kota Deltamas.
“Pengembangan kawasan residensial dan komersial ini penting dilakukan sebagai sinergitas pengembangan kawasan industri perseroan sehingga dapat memperkuat posisi kami sebagai pemimpin di sektor pengelolaan kawasan industri,” imbuh Tondy.
DMAS merupakan pengembang dan pengelola Kota Deltamas, yang di dalamnya terdapat kawasan industri GIIC yang merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia, dengan lahan yang solid seluas 1.714 hektar.
Secara total, termasuk luas kawasan untuk pengembangan residensial dan komersial, DMAS memiliki total lahan seluas 3.177 hektar.
Berbagai pembangunan infrastruktur di timur Jakarta seperti jalan tol layang, LRT, proyek kereta cepat, jalan tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan, serta pembangunan pelabuhan Patimban dan bandar udara Kertajati akan meningkatkan nilai Kota Deltamas sebagai sebuah kawasan perkotaan modern berbasis industri.
Dari sisi keuangan, DMAS memiliki kelebihan lain, yaitu tidak memiliki utang (zero-debt). Hingga saat ini, capex berasal dari pendanaan internal yang memadai. Kas perseroan per semester I/2018 mencapai Rp233,27 miliar.
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8885827975139499672#editor/src=sidebar
Komentar
Posting Komentar