google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham TINS | 5 September 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham TINS | 5 September 2018


Analis Binaartha Sekuritas Mohammad Nafan Aji menilai prospek saham PT Timah Tbk (TINS) ke depan masih cukup baik. Apalagi, secara global jumlah pasokan timah cenderung terbatas karena bagian dari renewable energy.

Selain itu, volume aktivitas pertambangan timah juga mengalami kenaikan. Dari sisi permintaan, Nafan juga melihat ada kecenderungan meningkat.

"TINS juga punya pertambangan yang bisa digarap, jadi saya rasa kenaikan volume pertambangan juga berpotensi meningkatkan penjualan timah perusahaan baik domestik maupun ekspor," kata Nafan kepada Kontan.co.id Selasa (4/9).

Selain itu, dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai, TINS juga dipercaya untuk menggarap beberapa tambang seperti di Nigeria dan Myanmar, sehingga masuk dalam kategori ekspansi bisnis TINS dalam meningkatkan produksi.

"Itu bisa berpotensi memberikan kontribusi terhadap kinerja penjualan, hingga laba bersih itu sendiri. Secara teknikal juga menarik karena sudah pada level jenuh jual," jelasnya.

Ditambah lagi, dengan iklim investasi pertambangan ke depan, TINS diharapkan mampu menggenjot kapasitas dan kapabilitas ekspor dengan memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah. Dengan begitu, pendapatan perusahaan tersebut juga bisa ikut terdorong.

Apalagi, menurut Nafan saat ini pergerakan harga komoditas global masih dalam tren positif. Sehingga turut jadi momentum bagi TINS untuk meningkatkan volume produksinya tahun ini.

"Investor sudah bisa lakukan akumulasi beli, dengan target harga jangka pendek Rp 815 dan jangka panjang Rp 1290," ungkap Nafan.

Dalam laporan keuangan, Timah mencatatkan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 170,14 miliar pada semester I-2018. Angka tersebut naik 12,93% dari catatan laba Rp 150,65 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Di enam bulan pertama tahun ini, TINS membukukan pendapatan usaha naik 1,62% jadi Rp 4,37 triliun dari pendapatan usaha Rp 4,30 triliun tahun sebelumnya, dan beban pokok pendapatan naik tipis 0,81% jadi Rp 3,70 triliun dari beban pokok pendapatan Rp 3,67 triliun.

perusahaan telah berhasil menurunkan biaya perolehan bahan baku bijih timah sebesar 18% year on year (yoy). Begitu juga total biaya perolehan bijih timah, turun menjadi Rp 2,06 miliar dari Rp 2,52 miliar pada tahun sebelumnya.

Meskipun diakui, kalau total beban pokok pendapatan mengalami sedikit peningkatan sebesar 1% dari Rp 3,67 miliar menjadi Rp 3,70 miliar. Namun, itu dirasa tidak berdampak besar terhadap pencapaian laba kotor yang meningkat menjadi Rp 674 miliar dengan margin laba kotor sebesar 15%.
https://investasi.kontan.co.id/news/prospek-positif-simak-rekomendasi-analis-untuk-saham-tins

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Rekomendasi Saham PNBN, BBHI dan ASSA | 22 April 2022

INVESTASI KONTAN 22 APRIL 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,68% ke level 7.276,19 pada penutupan perdagangan Kamis (21/4). Simak rekomendasi tiga saham pilihan untuk perdagangan Jumat (22/4). 1. PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Selama PNBN belum mampu menembus level resistance, maka saat ini diperkirakan posisi PNBN rawan untuk melanjutkan koreksinya. Lanjutan koreksi ini, nampak dari pergerakan Stochastic yang sudah berada di area overbought dan menunjukkan adanya potensi dead cross, meskipun dari MACD masih berada di area positif dan belum menunjukkan tanda pelemahan. Rekomendasi: Sell on strength Support: Rp 855 Resistance: Rp 1.030 Herditya Wicaksana, MNC Sekuritas 2. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) Saham BBHI ditutup melemah terjadi konsolidasi membentuk candle northern star ditransaksikan dengan volume transaksi yang relatif ramai dan signifikan. BBHI saat ini bergerak pada trend uptrend yang terlihat dari sahamnya masih terjaga di atas MA20, MA50, maup...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...