PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meraih kinerja positif di triwulan kedua tahun ini. Di tengah harga komoditas batubara yang masih oke, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin optimis kinerja bisnis tetap cemerlang sampai akhir tahun.
"Tentunya yakin lebih baik karena upaya-upaya efisiensi baik dari sisi operasional maupun non operasional yang terus menerus dilakukan perusahaan," ujar Arviyan kepada Kontan.co.id, Minggu (9/9).
Sekedar informasi saja, hingga akhir Juni 2018, PTBA mencatat kinerja yang meningkat. JSMR mencatat pendapatan Rp 10,5 triliun, naik dari Juni 2017 yang mencapai Rp 8,9 triliun.
Tak hanya itu, laba rugi yang diatribusikan pada Juni 2018 mencapai Rp 2,57 triliun. Naik dari Juni 2017 yang sebesar Rp 1,7 triliun. Diakui Arviyan, kenaikan laba karena biaya produksi bisa diturunkan sampai 9%. Juga adanya kenaikan harga jual batubara. "Target laba mudah-mudahan lebih baik dari tahun lalu," kata dia..
Untuk bisa mencapai kinerja keuangan yang meningkat, Arviyan menuturkan tahun ini, PTBA sudah memulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Banko Tengah Sumsel 8 di Muara Enim, Sumatra Selatan. "Serta proyek COD pada tahun 2022. Selain itu kami mau mengembangkan hilirisasi batubara," kata dia.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengungkapkan, prospek saham cukup bagus. Hanya saja, karena PTBA keluar dari indeks MSCI jadi turun sahamnya. "Sebelum keluar dari indeks MSCI sudah uptrend. Harga sahamnya diprediksi menurun sampai Rp 3.500, tapi efeknya sementara. Direkomendasikan beli, dengan prediksi target akhir tahun Rp 5.000," kata William.
Jumat lalu, harga saham PTBA berada di Rp 3.770 per saham, turun 1,05% ketimbang hari sebelumnya.
https://investasi.kontan.co.id/news/potensi-kinerja-moncer-saham-bukit-asam-masih-layak-dicari
Komentar
Posting Komentar