google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BMRI | 13 September 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BMRI | 13 September 2018


BMRI
Rebalancing the loan portfolio with the more retail-centric

Shinhan Sekuritas Indonesia
Helmi Therik

Back ground. BMRI is the largest bank in Indonesia and become the systematic and important financial institution in Indonesia with the total assets reached IDR1,155tn. The company is a state owned company which plays important rules in Indonesia through its synergetic between government and other SOE business that support the government related projects. The bank is positioned as a corporate bank with the total loan shares in Indonesia at 15.2% while the shares of its customer deposit is about 15.3% of the national saving.

Balancing the corporate exposure to be more retail centric.  Bank Mandiri is benefiting by its position as the largest state bank that have higher a business exposure in the corporate and SOE. However, on the other side the portfolio mix with higher exposure in corporate loan is a disadvantageous due to its lower yield compares to the consumer segment. The stiffer competition in the corporate loan also limits the margin expansion. To mitigate this situation, the company aims to raise its exposure in the consumer segments that could provide better yield than the corporate segments. The corporate segment contributes 66% of its total assets portfolio in 1H’18 while the small-medium-micro and consumer segment contributes 34%. The company is aiming to re-profiling its business exposure by expanding the consumer and small medium segment to 40% while at the same time reducing the corporate portion to 60% by 2020. This would maintain the NIM at above 5.4%. The company is well capitalized with its CAR stood at 20% and sound assets quality as shown in NPL at 2.5%.

Satisfactory growth with improving assets quality. The company booked the loan growth at 11.8%yoy in 1H to IDR762.5tn. However the NIM was slightly declined by 14bps to 5.74% mainly due to the lower assets yield to 7.8% from 8.2% last year. The expectation of higher economic growth this year and stabilize provisioning due to the better asset quality improvement is expected would reduce the impact from the margin compression. We estimate the net profit would accelerate by 24%yoy to IDR 26.6tn while the NIM is expected to hover at 5.6% and the loan growth would be maintained at 10%yoy to IDR828tn. 

Risk. The unanticipated downward credit quality, stiffer interest rate competition, slower GDP that could slash down the earning outlook.

Valuation.  Our TP at IDR8,500 is calculated from the GGM approach which implying the PBV at 1.11 and 1.06 for 2018F and 2019F respectively. The CoE and the ROAE is set at 14.7 % and 15% respectively.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d