google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham AKRA | 18 September 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham AKRA | 18 September 2018


Kinerja saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) tak sementereng fundamentalnya. AKRA merupakan emiten LQ45 yang mencetak kinerja saham terburuk tahun ini.

Bahkan, sebulan terakhir, emiten ini masih masuk dalam daftar tiga besar emiten LQ45 denga kinerja saham terburuk. Padahal, kinerja keuangannya positif.

Analis Phintraco Sekuritas Valdi Kurniawan mengatakan kinerja keuangan AKRA pada semester I 2018 ini masih ditopang oleh penjualan aset atau divestasi anak perusahaannya.

"Pertumbuhan laba bersih sebesar 90,51% year on year menjadi Rp 1,12 triliun di semester I 2018, didorong oleh penjualan aset (divestasi) sebesar Rp 671,30 miliar pada periode tersebut. Di sisi lain, laba kotor turun 20,85% menjadi Rp 831,05 miliar.

Penyebabnya adalah kenaikan beban pokok yang mencapai 27,05%, melampaui kenaikan pendapatan yang sebesar 21,63%. Tanpa divestasi, AKRA sebetulnya mengalami penurunan kinerja, terutama dari sisi operasional pada semester I 2018," jelasnya, Senin (17/9).

Valdi lalu melanjutkan bahwa yang membuat harga saham AKRA tertekan adalah divestasi aset atau anak usaha di China dan pemicu lainnya adalah perkembangan divestasi saham PT Freeport Indonesia. "Mengingat, penjualan AKRA ke PT Freeport Indonesia mencapai 12% dari total penjualan semester I 2018," lanjutnya.

Dari sisi saham, ia bilang valuasi wajar saham AKRA untuk enam bulan ke depan di level Rp 4.525 per saham dengan pendekatan Dividend Discount Model, Ekspektasi Price Earning Ratio (PER) sebesar 8,10 kali.

Mengenai rekomendasi saham AKRA, ia tak menyarankan untuk dijadikan investasi di jangka panjang.

"Untuk saat ini, harga saham AKRA undervalued. Akan tetapi, untuk dikoleksi sebaiknya tunggu adanya perbaikan kinerja keuangan pasca rampungnya proses divestasi aset atau anak usaha AKRA. Sebab divestasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perserian dalam menghasilkan pendapatan dan laba," terangnya.

Tapi kalau dalam jangka pendek, Valdi bilang bisa dilakukan trading buy karena ada indikasi technical rebound.

"Saat ini harga sahamnya menguji level Rp 3.600 per saham. Bisa trading buy di atas level ini, dengan target jangka pendek atau dalam tempo 2 hingga 4 minggu ke depan di kisaran Rp 3.800 per saham hingga Rp 4.000 per saham.

Sekadar info, harga saham AKRA pada akhir perdagangan hari ini turun 0,56% ke level Rp 3.580 per saham.
https://investasi.kontan.co.id/news/analis-saham-akr-corporindo-boleh-dikoleksi-untuk-jangka-pendek

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...