google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 7 September 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 7 September 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 9 September 2018*

Tercatat 254 saham menguat dan 130 saham melemah. *IHSG +75.3 poin (+1.330%) ke level 5,851.4*, dan *LQ-45 +17.01 poin (+1.87%) ke level 926.6*.

*Sectoral Return :*
- Agri +0.71%
- Mining +0.01%
- Basic-Ind +0.76%
- Misc-Ind +4.42%
- Consumer +2.89%
- Property +0.31%
- Infrastructure +0.76%
- Finance +1.03%
- Trade -0.10%
- Manufacture +2.55%

Investor asing *net sell senilai Rp 280 Miliar*.

*USD/IDR -73.00 poin (-0.49%)* terhadap Rupiah di angka 14,820.

*Saham yang ditutup menguat*

- *MTDL ditutup menguat Rp 30 (+4.44%) ke level Rp 705*. PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menorehkan kinerja positif sepanjang semester I 2018. Hingga paruh pertama tahun ini, MTDL mencetak kenaikan pendapatan 28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 5,4 triliun. Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk mengatakan, angka ini naik cukup signifikan, karena pendapatan semester I tahun 2017 hanya sekitar Rp 4,2 triliun.

- *BBTN menguat Rp 80 (+3.14%) ke level Rp 2,620*. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat pertumbuhan kredit KPR non-subsidi mengalami pelambatan. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan kredit KPR non-subsidi pada Juli 2018 yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit periode sama 2017. Maryono Direktur Utama BTN mengatakan pertumbuhan KPR non-subdidi BTN pada Juli 2018 sebesar 12%. "Angka ini sedikit turun dibangkan periode sama 2017," kata Maryono mengakui, Kamis (7/9).

*Saham yang ditutup melemah*

- *MASA melemah Rp 16 (-4.96%) ke level Rp 306*. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) melaporkan perubahan kepemilikan saham per akhir Agustus 2018. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada Kamis (6/9), salah satu pemegang saham atas nama Pieter Tanuri yang juga menjabat sebagai Direktur Multistrada Arah Sarana menambah jumlah sahamnya sebanyak 38,15 juta saham. Pembelian saham dilakukan lewat PT Waterfront Sekuritas Indonesia.

- *TPIA melemah Rp 130 (-2.54%) ke level Rp 4,970*. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendulang pertumbuhan pendapatan pada semester I 2018. Tapi, perusahaan petrokimia ini malah mencatatkan penurunan laba. Berdasarkan laporan perusahaan, laba setelah pajak Chandra Asri pada akhir Juni 2018 sebesar US$ 115,5 juta. Angka ini turun 33,79% dari periode yang sama tahun lalu di US$ 174 juta. Padahal, pendapatannya naik 7,6% menjadi US$ 1,28 miliar. Corporate Secretary TPIA Suryandi mengatakan pada Kamis (6/9), beban biaya pendapatan mengalami kenaikan, teruama biaya naphta, di balik kenaikan harga minyak mentah.

- *AMRT melemah Rp 50 (-5.64%) ke level Rp 835*. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menargetkan membuka 180 toko Alfamart di Filipina hingga akhir tahun 2018. Adapun pembukaan gerai baru di Filipina sudah mencapai 107 gerai hingga Juli 2018. Dengan demikian, total gerai perseroan di Filipina telah mencapai lebih dari 450 unit. Sementara itu, perseroan telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp2,3 triliun pada 2018 untuk pembukaan gerai baru dan perpanjangan gerai-gerai yang sudah ada sebelumnya. Hingga saat ini, serapan belanja modal perseroan telah mencapai Rp760 miliar.

- *GIAA melemah Rp 6 (-2.85%) ke level Rp 204*. Kurs dollar AS makin perkasa terhadap rupiah bahkan mendekati Rp 15.000. Penguatan dollar AS atas rupiah ini membebani maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Bagi Garuda Indonesia, kenaikan dollar AS bakal terasa berat. Pasalnya, pengeluaran perusahaan BUMN ini sangat dominan dalam bentuk dollar, yakni sekitar 75% dari total pengeluaran. Tapi pendapatan dalam bentuk mata uang asing hanya sekitar 35% - 40%, selebihnya pendapatan dalam rupiah. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan pengaruh besar pelemahan rupiah atas dollar AS adalah pada rute domestik.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...