Pada semester I/2018, produksi migas perseroan turun 8,2% year on year (yoy) menjadi 82,4 MBOEPD dari paruh pertama 2017 sejumlah 89,8 MBOEPD. Namun, MEDC tetap optimistis mempertahankan estimasi produksi 2018 sebesar 85 MBOEPD.
Direktur Human Capital & Pendukung Usaha MEDC Amri Siahaan menyampaikan kenaikan produksi migas didukung beroperasinya Blok Aceh pada bulan ini. Dengan demikian, kapasitas produksi dapat meningkat menjadi 100 MBOEPD.
"Dengan adanya kontribusi Aceh, kapasitas produksi kami menjadi 100 MBOEPD," tuturnya pada Senin (27/8/2018).
Selain peningkatan produksi, sambungnya, kinerja perseroan didukung memanasnya harga komoditas energi di pasar global. Per Juni 2018, realisasi penjualan harga minyak naik 35,4% yoy menjadi US$66,8 per barel dari sebelumnya US$49,3 per barel.
Adapun, harga jual gas naik 8,6% yoy menjadi US$6 per Million British Thermal Unit (MMBTU) dari per Juni 2017 senilai US$5,6 per MMBTU.
Penjualan produk migas mencapai US$461,66 juta pada semester I/2018, naik dari semester I/2017 sejumlah US$401,39 juta. Segmen ini berkontribusi 79,75% terhadap total pendapatan MEDC per Juni 2018 senilai US$578,58 juta.
Terkait fluktuasi rupiah, sambung Amri, perusahaan melakukan natural hedging, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Sekitar 95% pendapatan MEDC dalam bentuk dolar AS, sedangkan biaya operasional dalam 60%-nya dalam rupiah.
"Jadi walaupun ada fluktuasi nilai tukar, kinerja perusahaan tetap kuat. Bahkan Moodys bilang kami melakukan natural hedge secara operasional," tambahnya.
http://market.bisnis.com/read/20180828/192/832170/medco-bidik-kapasitas-produksi-migas-100-mboepd
Komentar
Posting Komentar