KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah menanti pencairan pembayaran proyek light rail transit (LRT) Palembang. Pencairan piutang tersebut bakal menentukan arah pendanaan restrukturisasi utang perusahaan ini di tahun ini.
Direktur Keuangan WSKT Harris Gunawan mengatakan, pembayaran senilai Rp 4 triliun tersebut prosesnya tengah dalam tahap pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Proses pemeriksaan biasanya memakan waktu sekitar tiga minggu. "Semoga lebih cepat, jadi targetnya Agustus ini bisa cair," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (7/8).
Sejatinya, pembayaran yang akan diterima WSKT seluruhnya mencapai Rp 9 triliun. Pembayaran senilai Rp 4 triliun tersebut merupakan pembayaran kedua, berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini. Pembayaran pertama dengan nilai sebesar Rp 1,8 triliun sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Prioritaskan piutang
WSKT sebelumnya berniat merilis obligasi Rp 3,5 triliun. Sebagian dana bakal digunakan untuk melunasi utang obligasi Rp 350 miliar yang jatuh tempo Oktober. Tapi, penerbitan obligasi ini tidak lagi menjadi rencana prioritas. "Kami lebih prioritaskan untuk pencairan piutang dulu," imbuh Harris.
Selain pembayaran termin dari LRT, WSKT juga tengah menanti pembayaran dari sejumlah proyek tol. Jika ditotal, WSKT bakal menerima pembayaran sekitar Rp 19 triliun hingga akhir 2018.
Bukan tanpa alasan manajemen mengambil strategi untuk mempercepat pencairan piutang. Mengandalkan pemasukan dari piutang dinilai lebih memberikan banyak manfaat ketimbang merilis instrumen utang baru.
Selain membuat WSKT memiliki kas tambahan tanpa mendapat tanggungan beban bunga yang baru, pencairan piutang juga membuat arus kas operasi menjadi lebih positif. Terlebih, emiten BUMN konstruksi sempat dilanda isu terkait hal tersebut.
Arus kas operasi ditentukan oleh kelancaran pencairan piutang. "Kalau arus kas operasi negatif tapi nilainya kecil, atau bahkan bisa positif, dampak positifnya banyak," imbuh Harris.
Strategi WSKT saat ini membuat perusahaan fokus pada kontrak existing. Hal ini memberikan konsekuensi berupa penurunan perolehan kontrak baru sebesar 76% menjadi Rp 7,65 triliun di semester I-2018.
Namun, hal tersebut dinilai bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. "Karena fokus untuk mengeksekusi proyek existing jauh lebih penting," ujar analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi dalam riset 25 Juli.
Justru strategi tersebut yang kini memperkuat arus kas WSKT. Atas dasar ini, dia masih mempertahankan rekomendasi buy saham WSKT.
Akhmad mematok target harga WSKT Rp 3.250 per saham. Kemarin, saham WSKT turun 20 poin ke Rp 2.160 per saham.
Komentar
Posting Komentar