KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah belakangan ini cenderung meningkat dibandingkan posisi akhir tahun lalu. Namun perusahaan jasa perkapalan seperti PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) tak tertarik untuk menaikkan tarif jasa sewa kapal kepada pelanggan.
Pasalnya, stok kapal yang menganggur di dalam negeri masih banyak. Logindo melihat, saat ini utilitas kapal para pelaku industri perkapalan nasional belum optimal.
Alhasil, ketimbang menaikkan tarif jasa, pelaku industri perkapalan memilih untuk fokus meningkatkan utilitas kapal. "Jika kapal yang tersedia sedikit, baru kami berani menaikkan tarif," ujar Adrianus Iskandar, Sekretaris Perusahaan PT Logindo Samudramakmur Tbk kepada KONTAN, Jumat (10/8).
Lagipula, Logindo juga tak menanggung harga bahan bakar kapal. Para pelangganlah yang membayar semua bahan bakar saat menyewa kapal. Oleh karena itu, kenaikan harga minyak mentah tak mempengaruhi beban pokok pendapatan Logindo.
Meskipun demikian, Logindo tetap selektif memutuskan langkah bisnis. Misalnya, perusahaan yang tercatat dengan kode saham LEAD di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut tidak mengambil kontrak murah jangka panjang. Alasannya, jika tarif jasa kapal di pasar meningkat, mereka bisa leluasa menyesuaikan tarif kepada pelanggan.
Menurut catatan internal Logindo, tingkat keterpakaian kapal di sepanjang semester I 2018 sebesar 57%. Pencapaian itu lebih tinggi daripada utilitas kapal pada tahun lalu yang kurang dari 50%. Sementara hingga akhir tahun nanti, mereka berharap utilitas kapal bisa terungkit hingga 60%.
Pegangan target utilitas kapal Logindo adalah catatan total kontrak baru sebesar US$ 31 juta hingga Juli tahun ini. Jangka waktu kontrak terlama hingga tiga tahun. Kontrak baru tersebut mulai berkontribusi terhadap pendapatan pada tahun ini.
Salah satu kontrak baru Logindo berasal dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) senilai US$ 16,2 juta. Jangka waktu perjanjian kontrak hingga akhir 2018. "PHM kelihatannya masih akan menjadi penyumbang pendapatan Logindo terbesar pada semester II 2018," tutur Adrianus.
Tahun ini, PHM akan mengebor 69 sumur pengembangan, mengebor 132 workover sumur dan memperbaiki 5.623 sumur. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu juga berniat melakukan plan of further development (POFD) lima lapangan minyak dan gas (migas) di Blok Mahakam dengan total investasi mencapai US$ 700 juta dan biaya operasi US$ 1,1 miliar.
Sepanjang semester I 2018 PHM menjadi pelanggan terbesar Logindo dengan nilai transaksi US$ 4,95 juta atau 38,70% terhadap total pendapatan. Tiga pelanggan besar lainnya meliputi KT Submarine Co Ltd, Total E&P Indonesie dan PC Muriah Ltd.
Sementara secara keseluruhan, Logindo mencetak penurunan pendapatan 8,58% year-on-year (yoy) menjadi US$ 12,78 juta pada semester I 2018. Mereka masih mengantongi rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih US$ 5,19 juta.
Komentar
Posting Komentar