google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Kantongi Pinjaman USD 120 Juta Langsung ke konten utama

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Kantongi Pinjaman USD 120 Juta


Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia terintegrasi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. mengantongi pinjaman sebesar US$120 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melalui Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja Berkomitmen, Fasilitas Pembayaran Trade, dan Fasilitas Treasury.

Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra menyampaikan, fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan entitas anak PT Barito Pacific Tbk. untuk memperkuat pertumbuhan bisnis sekaligus memperkuat kinerja usaha.

“Kami berupaya menjaga profil keuangan dan rekam jejak yang baik, yang dapat mengukuhkan kepercayaan mitra kami seperti Bank Mandiri. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendukung modal kerja CAP,” ungkap Erwin, Rabu (1/8).

Erwin menyampaikan pinjaman tersebut akan digunakan perseroan untuk pembelian bahan baku dan pemenuhan beberapa kebutuhan modal kerja jangka pendek. Selain itu, emiten dengan sandi TPIA tersebut juga akan menggunakan fasilitas pinjaman tersebut untuk mengurangi risiko dari fluktuasi nilai tukar.

Adapun, selain dari Bank Mandiri, TPIA juga telah mengantongi beberapa komitmen Fasilitas Kredit Modal Kerja dari DBS Bank Singapura, Bangkok Bank Public Company Ltd, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan total nilai US$215 juta.

Untuk membiayai beberapa rencana ekspansi bisnis, Chandra Asri Petrochemical juga telah menandatangani Fasilitas Pembiayan Trade tanpa jaminan, terutama untuk keperluan pembelian bahan baku.

Dari skema tersebut, TPIA mengantongi total US$719 juta dari beberapa bank dalam dan luar negeri seperti Kasikornbank Public Company Ltd, PT Bank Danamin Indonesia Tbk., PT Bank HSBC Indonesia Tbk., dan DBS Bank Singapura.

Baca juga:

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...